Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 26 Mei 2014

Kumpulan Photo Ariel Tatum Sexy









Minggu, 18 Mei 2014

Kumpuln Photo Artis Indonesia Sexy














Kamis, 15 Mei 2014

Video Nikita Mirzani Sedang Bercinta di pantai


Mantap Liat Toket Gede Anak ABG


Sabtu, 10 Mei 2014

Video Sex MAria Ozawa Full 18+


Minggu, 27 April 2014

Tips/ Inilah Idama Wanita Ketika Malam Pertama

Tips/ Inilah Idama Wanita Ketika Malam Pertama
Setelah menggelar pesta pernikahan yang menguras banyak tenaga, para pengantin baru mungkin merasa sangat lelah dan ingin segera tidur pada malam harinya. Tapi, malam pertama merupakan suatu yang sangat dinantikan bagi pasangan baru.

Lalu seperti apakah yang diinginkan oleh seorang wanita pada malam pertama mereka? Sejumlah jurus dan tips pernah dimuat Solopos.com, namun Idiva, Rabu (8/1/2014), memaparkam gamblang situasi yang diinginkan wanita saat kali pertama mereka melakukan sesi bercinta dengan pasangan.

Mau tahu? Inilah idaman wanita di malam pertama:

Ingin Lebih Romantis
Setelah disibukkan dengan acara pernikahan, kebanyakan wanita cenderung merasa lelah dan mungkin hanya ingin tidur bersama pasangannya. Oleh karena itulah wanita ingin diperlakukan secara istimewa oleh pasangan. Bersikap romantis adalah suatu yang sangat diinginkan wanita dari pasangannya.

Tak Ingin Terburu-buru
Malam pengantin merupakan waktu di mana Anda bebas melakukan hubungan seksual tanpa perlu memikirkan masalah lainnya. Hampir semua pihak maklum bahwa sang pengantin sedang pesta belah durian.
Itu juga berarti, wanita akan menganggap ia telah menikah, itu artinya ia tak ingin terburu-buru melakukannya. Mereka akan merasa malam pertama akan terasa istimewa jika hal itu dilakukan secara santai.

Ingin Dimanjakan
Setelah berjam-jam menghabiskan waktu dengan tamu yang hadir dalam resepsi pernikahan, wanita ingin sedikit dimanjakan oleh orang baru dalam hidupnya. Sebuah pijatan kecil yang sederhana mampu membuat keajaiban kecil di malam pertama pernikahan.

Ciuman Sempurna
Ciuman dapat mengungkapkan banyak hal yang ada di kepala. Oleh karena itu ciuman harus dilakukan secara sempurna. Wanita ingin dicium dengan cara yang paling spontan. Kecerobohan dalam berciuman dapat merusak malam pertama.

Foreplay
Malam pertama bukanlah sesuatu yang dilakukan dengan tergesa-gesa. Jadi wanita tak menginginkan dengan cara itu. Wanita tentu ingin mengawali aktivitas seksual dengan foreplay yang memadai.
Ia biasanya cenderung bingung akan melakukan apa. Jadi, sebelum melakukan sesi bercinta, wanita ingin mendapatkan foreplay dari untuk membangkitkan gairahnya.

Orgasme
Bagi wanita, malam pertama terasa kurang lengkap jika belum merasakan orgasme. Wanita biasanya memakan waktu yang lama untuk mencapai klimaks. Wanita ingin agar pasangannya membantu mendapatkan kepuasannya pada malam pertama pernikahan mereka.

Sumber : http://www.solopos.com

Sabtu, 26 April 2014

20 INDIAN ARTISTS busty plump, SEXY AND BEAUTIFUL

Indian women are known as a fantastic woman, backed by the big body and the more artistic makeup makes them ideal Indian woman many men in the world. Moreover, artists and film star, famous for its appearance rather open and showing off her breasts, plump and tempting. Here's 20 Indian artists who have plump chest
1. Malikka Sherawat



2. Malaika Arora


3. Amisha Patel


4. Bipasha Basu


5. Lara Dutta


6. Katrina Kaif


7. Shamitta Shetty


8. Madhuri Dixit


9. Rakhi Sawant


10. Celina Jeatly


11. Chitrangda Singh


12. Vidya Balan


13. Kim Sharma


14. Manisha Koirala



15. Alia Bhatt


16. Neha Dhupia


17. Preeti Jhangiani


18. Aishwarya Rai


19. Ayesha Takia


20. Koena Mitra

12 Tips Dalam Malam Pertama Menurut Islam

12 Tips Dalam Malam Pertama Menurut Islam
Malam pengantin bagi pasangan suami isteri hendaklah penuh dengan suasana kelembutan, kasih sayang dan kesenangan. Malam yang menghubungkan suami dengan isterinya dengan tali kasih sayang dan cinta serta menjadikan isterinya merasa tenang dengannya.
Berikut adalah beberapa adab yang diajar oleh ajaran Islam untuk membentuk kehidupan baru, semoga bermanfaat :
Kebenaran niat

Hendaklah niat suami isteri untuk menikah adalah untuk menjaga kehormatannya, berdasarkan sabda Rasulullah saw, ” Tiga orang yang memiliki hak atas Allah menolong mereka : seorang yang berjihad dijalan Allah, seorang budak (berada didalam perjanjian antara dirinya dengan tuannya) yang menginginkan penunaian dan seorang menikah yang ingin menjaga kehormatannya. ” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim dari hadits Abu Hurairoh)
Berhias dan mempercantik diri.

Hendaknya seorang isteri mempercantikkan dirinya dengan apa-apa yang dibolehkan Allah swt. Pada dasarnya hal ini dibolehkan kecuali terhadap apa-apa yang diharamkan oleh dalil seperti mencabuti alis dan bulu diantara keduanya atau mengeroknya, menyambung rambut dengan rambut lain, mentato, mengikir gigi agar lebih cantik. Diharamkan baginya juga mengenakan pakaian yang diharamkan baik pada malam pengantin maupun di luar malam itu. Diperbolehkan baginya menghiasi dirinya dengan emas dan perak sebagaimana biasa dikenakan kaum wanita.
Begitu juga dengan si suami hendaknya memperhiaskan dirinya untuk isterinya kerana hal ini merupakan bahagian dari menggaulinya dengan cara yang baik. Firman Allah swt :

    “ Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. ” (QS. Al Baqoroh : 228)

Namun demikian hendaknya upaya menghias diri ini tetap di dalam batasan-batasan yang dibenarkan. Tidak dibolehkan baginya mengenakan cincin emas kecuali perak. Tidak dibolehkan baginya mencukur jenggot, memanjangkan pakaiannya hingga ke tanah, mengenakan sutera kecuali tehadap apa-apa yang dikecualikan syariat.
Lemah lembut terhadap isterinya saat menggaulinya

Diriwayatkan oleh Ahmad didalam al Musnad dari Asma binti Yazid bin as Sakan berkata, ” Aku pernah merias Aisyah untuk Rasulullah saw lalu aku mendatangi beliau saw dan mengajaknya untuk melihat kecantikan Aisyah. Beliau saw pun mendatanginya dengan membawa segelas susu lalu beliau meminumnya dan memberikannya kepada Aisyah maka Aisyah pun menundukkan kepalanya kerana malu. Asma berkata,”Maka aku menegurnya. ” Dan aku katakan kepadanya, ” Ambillah (minuman itu) dari tangan Nabi saw. ” Asma berkata, ” Maka Aisyah pun mengambilnya lalu meminumnya sedikit. ”
Mendoakan isterinya.

Hendaklah suami meletakkan tangannya di kening isterinya dan mengatakan seperti yang disabdakan Rasulullah saw, ” Apabila seorang dari kalian menikah dengan seorang wanita atau membeli seorang pembantu maka hendaklah memegang keningnya lalu menyebut nama Allah azza wa jalla dan berdoa memohon keberkahan dengan mengatakan : Allahumma Innii Asaluka Min Khoiriha wa Khoiri Ma Jabaltaha Alaihi. Wa Audzu bika Min Syarri wa Syarri Ma Jabaltaha Alaih — Wahai Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan dari apa yang Engkau berikan kepadanya serta Aku berlindung kepada-Mu daripada keburukannya dan keburukan yang Engkau berikan kepadanya.. ”
Melaksanakan solat dua rakaat

Diriwayatkan Ibnu Syaibah dari Ibnu Masud, dia mengatakan kepada Abi Huraiz,”Perintahkan dia untuk solat dua rakaat di belakang (suaminya) dan berdoa, ” Allahumma Barik Lii fii Ahlii dan Barik Lahum fii. Allahummajma’ Bainanaa Ma Jama’ta bi Khoirin wa Farriq Bainana idza Farroqta bi Khoirin—Wahai Allah berkahilah aku didalam keluargaku dan berkatilah mereka didalam diriku. Wahai Allah satukanlah kami dengan kebaikan dan pisahkanlah kami jika Engkau menghendaki (kami) berpisah dengan kebaikan juga. ”
Apa yang dikatakan ketika melakukan jima’ atau saat menggauli isterinya.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw bersabda, ” Apabila seorang dari kalian mendatangi isterinya maka hendaklah dia berdoa,”Allahumma Jannibna asy Syaithon wa Jannib asy Syaithon Ma Rozaqtana - Wahai Allah jauhilah kami dari setan dan jauhilah setan dari apa-apa yang Engkau rezekikan kepada kami - sesungguhnya Allah Maha Mampu memberikan buat mereka berdua seorang anak yang tidak boleh dicelakai setan selamanya. ”
Diharamkan baginya menyiarkan hal-hal yang rahsia di antara suami isteri

Diriwayatkan oleh Ahmad dari Asma binti Yazid yang saat itu duduk dekat Rasulullah saw bersama dengan kaum laki-laki dan wanita lalu beliau saw bersabda, ” Boleh jadi seorang laki-laki menceritakan apa yang dilakukannya dengan isterinya dan boleh jadi seorang istri menceritakan apa yang dilakukannya dengan suaminya.” Maka mereka pun terdiam. Lalu aku bertanya, ” Demi Allah wahai Rasulullah sesungguhnya kaum wanita melakukan hal itu begitu juga dengan kaum laki-laki mereka pun melakukannya.” Beliau saw bersabda,”Janganlah kalian melakukannya. Sesungguhnya hal itu bagaikan setan laki-laki berhubungan dengan setan perempuan di jalan lalu (setan laki-laki) menutupi (setan perempuan) sementara orang-orang menyaksikannya.
Berwudhu diantara dua jima’ meskipun mandi adalah lebih utama

Apabila seorang suami menggauli isterinya lalu dia ingin kembali mengulanginya maka yang paling utama baginya adalah berwudhu sehingga dapat mengembalikan tenaganya, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Said al Khudriy berkata, ” Rasulullah saw bersabda,’Apabila seorang dari kalian menggauli isterinya kemudian dia ingin mengulanginya lagi maka berwudhulah di antara kedua (jima) itu. ”
Didalam sebuah riwayat, ” Seperti wudhu hendak solat. ” (HR. Muslim) Abu Naim menambahkan,” Sesungguhnya hal itu akan mengembalikan tenaganya.”
Mandi lebih utama, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud dari Rafi’ bahwa Nabi saw mengelilingi para isterinya dan mandi ketika (hendak menggauli) isteri yang ini dan juga dengan yang isteri ini. Dia berkata, ” Aku bertanya kepadanya,’Wahai Rasulullah apakah tidak cukup hanya dengan sekali mandi?’ beliau saw menjawab,”Ini lebih suci. Lebih wangi dan lebih bersih. ”
Sebaik-baiknya bagi orang yang ingin tidur dalam keadaan junub hendaknya berwudhu dengan wudhu seperti untuk solat terlebih dahulu, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Ibnu Umar bahwa Umar berkata,” Wahai Rasulullah apakah seorang dari kami tidur sementara dia dalam keadaan junub?’ beliau saw menjawab,”Ya, hendaklah dia berwudhu.” Di dalam sebuah riwayat,” Berwudhu dan cucilah kemaluanmu lalu tidurlah. ”
Wudhu ini merupakan sebuah anjuran dan bukan sebuah kewajiban, sebagaimana diriwayatkan oleh Umar ketika bertanya kepada Rasul saw, ” Apakah seorang dari kami tidur sementara dirinya junub?” beliau saw menjawab,”Ya dan hendaklah dirinya berwudhu jika mau. ”. Diriwayatkan oleh Ashabus Sunan dari Aisyah berkata, ” Rasulullah saw pernah tidur dalam keadaan junub tanpa menyentuh air hingga dia terbangun setelah itu dan mandi. ”
Dibolehkan pula untuk bertayammum, sebagaimana diriwayatkan oleh Baihaqi dari Aisyah berkata, ” Rasulullah saw jika dirinya junub dan hendak tidur maka dia berwudhu atau bertayammum. ”
Mandi berduaan

Dibolehkan bagi suami isteri untuk mandi secara bersama-sama dalam satu wadah, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Aisyah berkata,” Aku mandi bersama Rasulullah saw dari satu wadah antara diriku dengan dirinya. Tangan kami saling bergantian berebutan sehingga aku mengatakan, ” tinggalkan (sedikit air) buatku, tinggalkan buatku.” Dia berkata, ” Mereka berdua dalam keadaan junub. ”
Dari hadith diatas maka diperbolehkan keduanya telanjang dan saling melihat aurat satu dengan yang lainnya.
Didalam hadith yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah dari Muawiyah bin Haidah berkata,” Aku berkata,’Wahai Rasulullah. Apa yang dibolehkan dan dilarang dari aurat kami?’ beliau menjawab,”Jagalah auratmu kecuali terhadap istri atau budakmu. ” Maka dibolehkan bagi salah seorang dari pasangan suami isteri untuk melihat seluruh badan pasangannya dan menyentuhnya hingga kemaluannya berdasarkan hadith ini, kerana kemaluan adalah tempat kenikmatan maka dibolehkan melihat dan menyentuhnya seperti bahagian tubuh lainnya.
Bersenda gurau dengan isteri

Dibolehkan bersenda gurau dan bermain-main dengan isterinya di tempat tidur, sebagaimana sabdanya saw : ”Mengapa bukan dengan gadis maka engkau boleh bermain-main dengannya dan dia boleh bermain-main denganmu. ” (HR. Bukhori dan Muslim) dan didalam riwayat Muslim,”Engkau akan bahagia dengannya dan dia pula akan bahagia denganmu.”
Diantara senda gurau dan mempergaulinya dengan baik adalah ciuman suami walaupun bukan untuk jima’. Rasulullah saw mencium dan menyentuh isteri-isterinya meskipun mereka dalam keadaan haidh atau beliau mencium dan menyentuhnya meski beliau sedang dalam keadaan puasa.
Sebagaimana terdapat didalam ash Shahihain dan lainnya dari Aisyah dan Maimunah bahkan juga diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud dari Aisyah berkata, ” Nabi saw mencium sebahagian isteri-isterinya kemudian beliau keluar menuju solat dan tidak berwudhu lagi. ” Ini sebagai dalil bahwa mencium istri tidaklah membatalkan wudhu.
Dibolehkan ‘Azal

Dibolehkan bagi seorang suami untuk melakukan ‘azal iaitu mengeluarkan air maninya di luar kemaluan isterinya, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Jabir bin Abdullah berkata, ” Kami melakukan ‘azal sementara al Qur’an masih turun.” Di dalam sebuah riwayat, ” Kami melakukan ‘azal pada masa Rasulullah saw dan hal ini sampai kepada Nabi saw dan beliau saw tidaklah melarangnya. ”
Meskipun demikian yang paling utama adalah meninggalkan ‘azl kerana hal itu dapat mengurangi kenikmatan baginya dan bagi isterinya dan kerana hal itu juga dapat menghilangkan tujuan dari pernikahan iaitu memperbanyakkan keturunan umat ini, berdasarkan sabda Rasulullah saw, ” Nikahilah oleh kalian (wanita-wanita) yang dapat mendatangkan anak lagi mendatangkan kasih sayang. Sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya (jumlah) kalian di hadapan semua umat pada hari kiamat. ”
Akan tetapi tidak diperbolehkan bagi seorang muslim melakukan ‘azal selamanya kerana dapat membatasi dan mencegah keturunan…..
Mengunjungi kerabat pada pagi harinya

Dianjurkan baginya pada pagi harinya untuk mengunjungi kaum kerabatnya yang telah memenuhi undangannya..
Berdasarkan hadith Anas berkata, ” Rasulullah saw mengadakan pesta saat menikah dengan Zainab. Kaum muslimin dikenyangkan dengan roti dan daging. Kemudian beliau saw keluar menemui ibu-ibu kaum mukminin (isteri-isterinya saw) dan mengucapkan salam kepada mereka, mendoakan mereka dan mereka pun menyambut salamnya dan mendoakannya, beliau lakukan itu pada pagi hari setelah malam pengantinnya.”

[luvislam92.blogspot.com]


Demikianlah 12 Tips Malam Pertama dalam Islam Mudah - mudah bermanfaat buat sahabat sekalian.


SUSU KAMBING ETAWA GMP NUTRI



SUSU KAMBING ETAWA GMP NUTRI bisa dikonsumsi oleh balita, anak-anak, dewasa dan lansia. Komposisi susu kambing lebih mendekati ASI, sehingga di beberapa negara, susu kambing dipergunakan sebagai pengganti ASI, terlebih bagi bayi yang alergi terhadap susu sapi. Butir-butir lemak susu kambing lebih kecil di banding susu sapi. Di antara semua jenis susu, susu kambing adalah satu--satunya yang paling banyak manfaatnya bagi kesehatan manusia.

Disamping itu, SUSU KAMBING ETAWA GMP NUTRI, memiliki anti septik alami, sehingga dapat membantu menekan pertumbuhan bakteri dalam tubuh, karena mengandung fluorine 10-100 kali lebih besar dari susu sapi. Susu kambing etawa juga mempunyai kandungan protein yang tinggi dan efek laksatifnya rendah (kepekaan terhadap laktosa penyebab diare) sehingga tidak menyebabkan diare bagi yang mengkonsumsinya.

Menurut penelitian Program Studi THT Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang, susu kambing etawa memiliki khasiat meningkatkan kekebalan tubuh serta mampu menjadi penyeimbang penderita tekanan darah tinggi maupun darah rendah. Susu kambing etawa mempunyai zat yang bisa memperbaiki sel-sel di paru-paru. Oleh karena itu dipakai untuk pengobatan gangguan paru-paru. Kadar kalsiun (Ca) dan phosphor (P) yang tinggi dan seimbang sangat baik untuk pertumbuhan tulang dan gigi bagi anak-anak, mencegah pengeroposan tulang gigi bagi orang dewasa, juga mencegah osteoporosis dan rematik. Kandungan natrium (Na) yang tinggi dapat menyembuhkan dan mencegah kekakuan sendi.

Susu kambing etawa mudah di serap tubuh manusia, itu sebabnya dapat di minum oleh bayi di atas enam bulan, manula, dan baik bagi penderita radang usus. (Tabloid Mitra Bisnis, Minggu IV Mei 1999, Memelihara Peranakan Etawa Lebih Baik Dari Bunga Bank). Ukuran lemak susu kambing 2 mikrometer. Susu sapi berukuran 2.5-3.5 mikrometer. Dengan lemak lebih kecil, susu kambing lebih cepat di cerna dan campurannya lebih homogen. Susu kambing tercerna setelah 20 menit, sedangkan susu sapi setelah 8 jam.

Dari uraian diatas, susu kambing etawa bermanfaat untuk :
1. Membantu menyembuhkan penyakit seperti asma, TBC, bronchitis, infeksi paru-paru.
2. Membantu membentuk sel darah merah dan jaringan dalam tubuh.
3. Membantu menguatkan tulang dan gigi dan mencegah kerapuhan tulang (osteoporosisi).
4. Membantu mengatasi asam lambung yang tinggi, mag kronis.
5. Memulihkan kondisi bagi orang yang baru sembuh dari sakit.
6. Membantu mengatasi sakit ginjal seperti nephobrotic syndrom, infeksi ginjal, asam urat tinggi.
7. Membantu mengurangi keluhan yang diakibatkan sakit kanker.
8. Memperbaiki jaringan lemak sehingga dapat menghaluskan kulit.
9. Meningkatkan daya tahan dan kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit.
10 Menambah vitalitas dan daya tahan tubuh sehingga tetap semangat dan tidak mudah lelah.

Tips Supaya Malam Pertama Tidak Terasa Sakit Dan Perih

Bagi banyak orang, malam pertama adalah malam yang ditunggu-tunggu, malam melepas keperawanan bagi wanita, dan malam melepas keperjakaan bagi pria. Malam pertama sebaiknya dilakukan setelah ada ikatan resmi pernikahan, terserah nikah resmi atau nikah siri, dua-duanya sah menurut agama.

Kata sebagian orang, malam pertama bagi wanita rasanya bukannya nikmat, tapi justru perih di Miss V dan menyebabkan nyeri untuk beberapa saat. Sehingga Malam Pertama yang seharusnya berkesan dan menyenangkan, justru menjadi nightmare dan tidak mau mengulanginya lagi.

Bahkan beberapa orang, termasuk saya, tidak berhasil menembus tembok pertahanan istri di malam pertama dan kedua, baru berhasil di malam ketiga, karena istri terus bilang sakit, saya jadi gak tega, dan karena gak tahan lagi, di malam ketiga, saya minta dengan sangat, agar istri menahan rasa sakit dan perih yang ada. Alhamdulillah akhirnya berhasil juga, darah perawan istri memenuhi ranjang kami.

Saya mau bagikan tips agar malam pertama berjalan mulus, tanpa hambatan, dan menyenangkan kedua pasangan. Tidak ada rasa perih dan nyeri, apalagi rasa sakit. Bagi yang sudah mengalami malam pertama bersama istri, tips ini bisa disimpan untuk disampaikan kepada anak, ponakan atau cucu. Atau bisa dipake bila suatu waktu rekan kompasianer menikah lagi dengan gadis muda kinyis-kinyis yang masih perawan, seperti halnya LHI yang membelah durennya Darin.

Tips agar malam pertama berjalan mulus, tanpa hambatan, dan menyenangkan kedua pasangan adalah berhubungan badan untuk pertama kali dengan pasangan dilakukan saat pagi atau siang hari, bila gagal karena pasangan terus merasa sakit, coba lagi, tetap dipagi hari atau siang hari. Sehingga jika berhasil berhubungan badan dengan pasangan untuk pertama kali di pagi atau siang hari, maka hubungan badan selanjutnya bisa dilakukan pada malam hari. Saya Jamin malam pertama berhubungan badan dengan pasangan akan berjalan mulus, tanpa hambatan, dan menyenangkan kedua pasangan karena jalan yang sebelumnya buntu telah terbuka lebar.
Hahahhahahhahahhahahhahahha
Wkwkkwkwkkwkkwkwkwkkwkkwkkkwk

Jumat, 25 April 2014

Cerita Sek/ Cerita Dewasa/ Sepanjang Remaja Malam Pertama

Kisah malam pertama yang Pak Lang paparkan pada Rabu, 20 November 2013 disambung kembali. Semoga para remaja sekalian dapat mengambil manfaat dari kisah ini.
Sila baca semula dari awal ..........

Banyak juga cerita yang Pak Lang dengar tentang remaja yang soleh (yang baik, warak dan beriman). Kisah mereka ini agak lucu. Maklumlah remaja yang tidak terdedah dengan maksiat atau mungkar. Mereka jadi manusia yang tidak pandai dalam hal berkaitan seks atau hubungan suami isteri. Eloklah begitu! Cuma ibu bapa pasangan pengantin sebegini kenalah pandai memahamkan mereka agar bahtera rumah tangga yang dilayari dapat dimulakan dengan penuh indah dan bahagia.

Sememangnya tidaklah dinafikan - terutama dalam jemaah islam - adanya remaja yang begitu bersemangat mentaati perintah Allah. Meraka sangat serius dalam menghayati syariat Allah. Jadilah mereka orang yang warak - yang sangat menjaga halal haram dalam segenap sudut kehidupan atau pergaulan. Bila tiba masanya untuk mereka berkahwin, mereka akan pastikan calon isterinya atau suaminya adalah sealiran dengan jemaah yang diyakininya.

Mereka tidak terlibat sama sekali dalam pergaulan bebas, berfoya-foya dan sebagainya. Hidup mereka penuh dengan aktiviti sembahyang berjemaah, pengajian agama, usrah, qiamullail, dakwah, menerbitkan bahan bacaan islami dan lain-lain aktiviti yang sangat positif. Justeru, mereka sangat berhati-hati menggunakan internet. Sangatlah mereka berusaha mengawal diri agar tidak memandang yang haram yang biasa terdapat di media internet.

Cerita malam pertama ini mengisahkan sepasang pengantin baru yang mengalami kebuntuan komunikasi. Lebih tepatnya kedua-duanya beku dan kaku ketika berdua-duaan di kamar pengantin. Apa yang terjadi kedua-duanya saling membisu. Tidak ada suara yang terbit dari mulut masing-masing. Suara seolah-olah tersekat di kerongkong. Suasana malam kekal sunyi. Hanya yang kedengaran ialah suara jengkerik dan burung 'segan' berbunyi yang menggerunkan.

Itulah kamar pengantin sepasang remaja yang benar-benar tidak terdedah dengan kisah seks bebas atau sebarang pengetahuan mengenai kehidupan yang melanggar batasan syariat.

Pengantin lelaki bernama Hisyam (bukan nama sebenar) manakala pengantin perempuan bernama Munirah (juga bukan nama sebenar). Mereka berkahwin atas dasar taat dengan pilihan emak ayah masing-masing. Mereka bersetuju kerana calon suami atau isteri yang dinyatakan kedua orang tua mereka adalah remaja yang juga sangat berakhlak dan komited dengan jemaah pilihan mereka.

Hisyam masuk ke bilik pengantin tanpa dapat mengucapkan salam. Suaranya tersekat, lidahnya kelu. Isterinya Munirah yang baru dinikahi pagi tadi telah merebahkan diri. Berselimut litup seluruh tubuh dari hujung rambut ke hujung kaki.

“Malu agaknya. Maklumlah malam pertama…” Hisyam berbisik di dalam hatinya tanpa dia sedar siisteri yang di dalam selimut masih belum tidur.

Hisyam pergi ke sudut bilik. Dalam samar lampu bilik yang penuh romantik itu, dia menunaikan solat taubat dan menutupnya dengan doa yang panjang. Dia merintih kepada Allah swt agar dikurniakan isteri yang solehah dengan harapan mereka dipimpinNya ke jalan yang benar. Dia mengharapkan lahirnya rumah tangga yang tertegak sistem hidup yang membesarkan Allah dan Rasul.

Sebaik selesai, Hisyam melirik sekilas kepada isteri yang masih di dalam selimut. Masih tidak ada sebarang gerak. Bunyi nafas pun tidak kedengaran! Hatinya terdorong untuk menyentuh atau mengejutkannya tetapi dia juga rasa malu. Tangannya menggeletar. Hasrat itu diundurkannya.

Lantas, dia pun mematikan lampu dan terus mengucap basmalah lalu berbaring di atas katil di sebelah siisteri. Tibat-tiba Hisyam terdengar suara merdu isterinya penuh romantis memecah kesunyian bilik pengantin mereka. “Buah papaya sudah masak ranum, bilakah tupai nak datang merasa ?”

“Eh, eh!! apa cerita ni?” terperanjatnya Hisyam di dalam hati. Hampir dia bersuara menegur isterinya itu. Tapi diundurkan juga hasratnya kerana menyangka siisteri sedang mengigau.  "Oh, agaknya isteri ku teringat kampung halaman. Kasihan...sampai mengigau? Takpelah, biarlah dia tidur" bisik hatinya yang sedang berusaha memahami hasrat siisteri.

Hisyam tidak dapat melelapkan matanya. Dia teringat 'igauan' isterinya tadi. Dia mengambil kesimpulan akan membawa Munirah, isterinya mencari buah papaya seperti yang diigaukan itu. Maklumlah baru berkahwin - terasa sangat mahu melayan apa jua kehendak isteri. Hisyam tertidur bungkam dalam keadaan muka yang polos. Dengkuran nipisnya didengar Munirah.

Siisteri yang belum tidur, sedang memasang telinga mendengar apa jua gerakan daripada sisuami. Dia menunggu suami mendekati dan menyentuhnya. Inikan malam pertama mereka. Dia pun tidak tahu apakah yang patut dilakukannya kepada suami. Dia hanya tahu, dia perlu taat dan patuh pada suami. Apa juga hajat suami, dia akan berusaha menunaikannya. Dia rela apa saja asalkan ianya adalah kehendak Allah dan Rasul termasuklah menyerahkan kehormatan diri yang sangat dipeliharanya selama ini.

Mendengar dengkuran suaminya, Munirah agak kecewa, tetapi sempat dia memujuk diri dengan bersangka baik dengan suaminya. Adakah suaminya tidak mendengar ungkapannya tentang 'buah papaya masak' tadi atau suaminya tidak memahami kiasan kata-katanya itu? Itulah yang difikirkannya di dalam selimut itu.

Munirah membuka selimut perlahan-lahan, khuatir gerakannya mengejutkan suaminya. Dia memandang wajah polos suaminya puas-puas. Sudah halal baginya memandang wajah lelaki ajnabi kerana lelaki yang sedang tidur itu adalah suaminya yang sah. "Lucu juga wajah suami aku ini...tidur macam gaya adik aku!!" Bisiknya dalam hati. Dia teringatkan adik bongsunya, Syafiq yang gaya tidurnya seperti gaya suaminya tidur ketika itu.

Munirah tidak dapat menahan sabar. Rasa hatinya mendorong-dorong untuk dia menyentuh wajah suaminya itu. Tapi entah kenapa, tangannya gementar terlalu amat. Dadanya juga berombak kencang. Tidak tahu apa yang ditakutinya dan apa pula yang digeruninya. Dia hanya sedang berdepan dengan seorang suami yang sedang tidur. Cuma hatinya sangat yakin, dia sedang melakukan sesuatu yang diredhai Tuhan. Mereka suami isteri halal antara satu dengan yang lain. Mereka berdua bukan lagi orang asing. Mereka sudah sah sebagai suami isteri.

Setelah puas menahan gementar, berjaya juga Munirah menyentuh kulit muka suaminya itu. Terasa diganggu, Hisyam dalam tidurnya mengukir tanda tidak selesa pada gerak mulutnya. Munirah tersenyum sendirian. "Wah! macam gaya Syafiq bila kena ganggu waktu tidur!!" Sukanya Munirah melihat reaksi tanpa sedar suaminya itu.

Sekali lagi dia menyentuh wajah suaminya. Kali ini walaupun tangannya masih gementar, dia dapat meletakkan hujung jari telunjuknya itu di pipi suaminya yang agak berisi itu. malah diusap-usapnya dua tiga kali. Kali ini - dalam keadaan masih tidur, Hisyam rupanya terasa ada gangguan yang ketara pada wajahnya. Tangannya diangkat untuk menepis 'sesuatu' pada mukanya. Munirah segera menarik tangannya agar tidak terkena tangan suaminya.

"Alhamdulillah selamat!" Getus hatinya lagi sambil dia tersenyum sendirian. Munirah sudah berani. Tangannya sudah tidak gementar. Sekali lagi dicubanya menyentuh muka suaminya tetapi dia mengubah fikiran. Lebih baik dia membelai rambut suaminya - sama seperti yang selalu dilakukannya pada adiknya Syafiq. Tindakannya itu tidak mengundang apa-apa reaksi Hisyam.

Munirah jadi makin berani. "Wah! terima kasih Tuhan!" Katanya dalam hati. Rasa bahagia dengan apa yang dilakukannya itu mula menyelinap masuk ke hatinya. Dia yakin suaminya tidak akan memarahinya malah mungkin menyukai tindakannya sedemikian. Kali ini Munirah bertekad untuk mendekatkan hidungnya ke wajah suaminya.

Tetapi belum pun sempat dia melakukannya, Hisyam yang masih nyenyak tidur, tiba-tiba mengalihkan badannya. Munirah yang sedang mendekatkan mukanya tidak sempat mengelak. Tangan Hisyam yang cuba menarik selimut ke badannya. tersentuh pada kepala Munirah.

Hisyam terjaga! Matanya tidak dibuka sepenuhnya tetapi hanya dicelikkan separuh dan bersedia untuk ditutup tidur kembali. Tetapi sebaik mata kuyu itu melihat bayangan wanita di depannya, dia terlupa dia sudah berkahwin. Tentulah dia terperanjat yang amat sangat. Siapa pula wanita yang sedang tidur bersamanya di waktu tengah malam begitu.

Matanya dibuka luas malah terbeliak terperanjat. Hisyam bahkan terduduk, terjaga dengan wajah rasa bersalah, malu dan hairan. "OH! rupanya aku memang sudah kahwin! Ini isteri aku!!" Itulah ungkapan hatinya memarahi diri.

"Ma...maaa..aafkan Munirah ya abang!" Munirah tunduk malu tetapi ungkapan maafnya jelas menyelinapkan arus sejuk yang syahdu ke telinga dan terus ke hati Hisyam.  Hisyam makin kaku. Dia cuba senyum dan bercakap. Suaranya melekat di kerongkongan. "O..Ok! tak pe!!" itulah yang termampu keluar dari mulut Hisyam.

Munirah mengambil keputusan mendekat kepada suaminya. Dihulurkan tangannya kepada Hisyam. Hisyam masih kaku. Dia tidak tahu apakah yang patut dilakukannya. "Abang! Munirah minta maaf sebab ganggu abang tidur!!" "Oh!! tidak mengapa, eloklah kejutkan abang!" Akhirnya Hisyam berjaya berkata-kata sebanyak itu walaupun tangannya masih belum menyambut tangan isterinya.

Munirah akhirnya memegang tangan suaminya. Terasa ada gementar yang kuat pada tangan Hisyam. Munirah tahu, gementar itu juga berlaku padanya di awal tadi. Nanti ianya akan berkurangan. Munirah menggenggam tangan kanan Hisyam dengan kedua belah tangannya. Tangannya yang lembut itu sangat meruntun hati Hisyam.

"Terima kasih Tuhan atas kurniaMu pada kami. Engkaulah yang menjodohkan kami, Engkaulah penentu segala-galanya untuk kami. Bantulah kami untuk terus mentaatiMu sehingga ke akhir hayat kami". Itulah munajat Hisyam - remaja yang baru bergelar suami yang kuat hubungan hatinya dengan Tuhan. Dia kembali tenang setelah mendapat jabatan tangan, salaman siisteri. Dia terasa macam bermimpi tadinya.

Tiba-tiba Munirah tunduk lalu  mencium dan mengucup belakang tangan Hisyam. Berdebar gemuruh pula jantung Hisyam dengan tindakan Munirah itu. Sebaliknya Munirah kekal lama dalam keadaan tunduk sebegitu. Mulutnya masih mencium belakang tangan Hisyam. Genggamannya masih belum dilepaskan bahkan ianya makin erat.

Munirah berkata, "Abang tolong doakan saya ya! Doakan agar saya jadi isteri yang solehah, isteri yang tetap mengagung dan membesarkan Tuhan  dengan rasa takutkan Allah serta rindukan Baginda Rasulullah saw. Abang doakanlah Munirah di malam yang para malaikat menyaksikan kita berdua sebagai suami isteri"

Hisyam pun mengangkat tangan kirinya lalu diletakkannya di atas ubun-ubun isterinya. Lalu dia pun mengungkapkan doa yang diaminkan oleh Munirah,

"Ya Allah, ya Tuhan Kami, terima kasih atas kurniaanMu kepada kami dengan jodoh kami ini. Engkaulah Tuhan yang maha agung yang telah menyelamatkan kami sepanjang usia remaja kami untuk mentaatiMu. Terima kasih Tuhan kerana Engkaulah yang telah menunjuk jalan keselamatan ini untuk kami. Kalaulah tidak dengan pimpinanMu, nescaya telah lama kami terjerumus seperti remaja-remaja yang lain."

Ya Allah, kami berazam untuk menjadikan rumah tangga kami sebagai rumah tangga contoh di akhir zaman. Engkau bantulah kami ya Allah agar kami terpimpin melakukannya. Ya Allah ya Tuhan kami, Tuhan yang maha mendengar rintihan hati kami. Inilah malamnya engkau pertemukan kami walaupun sebelum ini kami tidak pernah saling mengenali. Berikanlah perasaan cinta, kasih dan sayang sesama kami atas dasar semata keranaMu Ya Allah."

"Engkaulah yang maha tahu betapa kami ingin terus mencari keredhaanMu. Engkau jadikanlah rumah tangga kami sebagai landasan untuk kami mencapai redhaMu. Engkau peganglah hati-hati kami, pandulah kami melepasi ranjau-ranjau kehidupan rumah tangga agar kami istiqamah dalam ibadah, dalam perjuangan dan dalam pengorbanan."

"Pimpinlah kami Ya Allah pada setiap waktu dan ketika agar kami sentiasa dapat menerima apa saja yang Engkau timpakan ke atas kami. Janganlah Engkau biarkan kami tanpa pimpinan kerana kami takut kami kecundang di pertengahan jalan."

"Tuhan, sesungguhnya kami lemah jika kami sendirian. Tolonglah kami Tuhan! Kami sangat perlukan orang yang boleh memimpin kami. Pertemukanlah kami dengan orang-orangMu Tuhan agar kami boleh terus membaiki diri dan terpimpin melawan nafsu dan syaitan. Ya Allah kabulkan permintaan kami.... Amin Ya rabbal 'Alamin"

Hisyam mengakhiri doa yang dibacanya sepenuh jiwa itu dengan mengucup ubun-ubun dan dahi isterinya. Air matanya bergenang dengan pelbagai perasaan yang berbaur. Munirah hanya mampu menangis teresak-esak. Dia terus tersembam di ribaan suaminya. Hatinya tersentuh dengan doa suaminya. Itulah harapannya selama ini dan suaminya telah ungkapkan satu doa yang sama seperti yang diharapkannya berlaku dalam perkahwinan mereka.

Dia berjanji dengan Tuhan untuk benar-benar menjadi isteri yang solehah iaitu isteri yang bernilai tinggi di sisi Tuhan. Dia mahu mencatat sejarah sebagai seorang bidadari kepada suami dan sebagai seorang serikandi bersama suami membela Islam diakhir zaman. Dia tahu ujian dan cabaran pastinya akan datang silih berganti, tetapi dia menyerah segala-galanya kepada Allah. Jika dia tetap istiqamah, semoga apa yang dilaluinya nanti adalah peningkatan rohaniah yang berterusan. Itulah maksud kejayaan yang sebenarnya.

Demikianlah kisah Hisyam dan Munirah seadanya. Pak Lang ubah suai sedikit kisah ini untuk paparan dalam blog ini. Beruntunglah ibu bapa yang mempunyai anak-anak sehebat Hisyam dan Munirah. Mari kita sama-sama berazam dan berusaha untuk melahirkan generasi salafussoleh di zaman ini. Semoga kita semua dibantu Tuhan merealisasikannya dengan berkat Rasulullah saw dan para kekasih Tuhan!!

Cerita Sek/ Cerita Dewasa/ Kisah Malam Pertamaku Dengan Kehangatan

Cerita Sek/ Cerita Dewasa/ Kisah Malam Pertamaku Dengan Kehangatan
Usiaku 24 tahun ketika aku mendirikan rumahtangga dengan suami ku, Beliau sebenarnya bukan lah pilihan ku tetapi atas kehendak orang tuaku aku terima sahaja kehendaknya. Aku mempunyai bahan yang agak gempal sedikit muka bulat dan berkulit cerah.kalau nak buat perbandingan adala macam kuna pelakon drama tu. manakala suamiku berbadan besar dan tinggi, berkulit agak gelap memang sebijik macam pelakon dan penyanyi kumon.Dihari pernikahan aku x rasa keseronokan sebagai seorang yang hendak berumah tangga hanya kurasa macam biasa je. ialah mungkin perasaan cinta tu tak ujud lagi dalam diri aku. majlis kenduri diadakan secara sederhana tetapi nampaknya agak meriah dan ramailah saudara mara dan kawan-kawanku datang. mereka semua mengucapkan tahniah serta membawa berbagai hadiah.

menjelang petang setelah ramai tetamu dan saudara mara pulang hatiku telah mula berdebar-debar apa yang harus aku buat nanti dengan suamiku. aku lihat dia dah mula selesai berborak dan masuk kedalam bilik. aku mula buat-buat banyak kerja tolaong kemas kerusi la. cuci pinggan la dan banyak lagi.

hingga ditegur oleh kakak ku. apa kau buatni pegila naik atas kau tu pengantin. Sebenarnya aku dah tak pakai baju pengantin lagi. masa buat kerja-kerja tadi aku dah salin pakai seluar labuh dan baju t lengan panjang. serta bertudung.

memandangkan haripun dah hapir gelap nak tak dak aku terpaksa juga naik kerumah dan masuk kebilik.kulihat suamiku tengah duduk di katil dengan hanya berkain pelekat tampa baju. aku jadi terkejut, sebab tak pernah tengok dia dalam keadaan begitu.aku pun dengan malu-malu terus je masuk dan pegi ka almari untuk ambik tuala sebab nak mandi. tiba-tiba kurasa suamiku dah ada ka belakang aku. aku jadi makin gelabah. dengan perlahan aka dapat rasakan yang tangannya telah menyentuh bahuku lalu memusingkan badanku untuk mengadapnya. aku jadi malu dan hanya tunduk sahaja. tetapi perasaan cinta dan sayang masih belum lagi timbul dalam diriku. aku hanya pasrah dan
membiarkan apa yang bakal berlaku kepada ku. lagipun akunikan isterinya yang sah, jadi terpulanglah apa dia nak buat.

Setelah itu tangannya yang besar mula menjalar ketengkukku hingga kurasa semua bulu roma ku naik. kemudian dia dongakkan mukaku dan dengan sepantasnya dia mencium bibirku. terkecut aku sebab inilah kali pertama bibirku dikucup.kemudian mulutnya mula menjalar keseluruh mukaku sampai leherku pun dikucup menyebabkan aku menggeliat kegelian. Kemudian tangannya yang tadi ada dibahu kini telah mula mendarat di bukitku yang kurasa telah mula mengeras.Walaupun masih dibaluti dengan baju dan bra tapi aku dapat merasa sentuhan tangannya yang besar.

setelah agak puar digonyok dan di gosok-gosok payu daraku, kini dengan perlahan dia telah membuka bajuku. aku diam dan merelakan sahaja. maka tersembullah bah dadaku yang masih ditutupi bra hitam dan itu pun hanya seketika kerana dengan tiba-tiba ianya telah melurut keluar dari tubuh ku. Kini terserlah buah dadaku. Suamiku kini menikmati keindahan bentuk dan kepejalan buah dadaku. Satu situasi yang tidak pernah kualami. sebelum ini.Suamikudengan lembut menjilat puting susuku , menghisapnya, menyonyotnya dan mengigitnya dengan manja dan sedikit rakus. Syahwat hangat menguasai diriku.

Aku mengeliat kegelian. Tangannya terus menyentuh tundunku yang dipenuhi dengan bulu-bulu yang lebat. Terus terang aku tidak pernah mencukur buluku yang lebat namun aku sering mencucunya dengan pencuci yang selalu kubeli dari temanku.Kemudian sumiku terum membaringkan aku diats katil penganting yang masih kemas dan cantik. dan dengan segera dia menarik seluarku dan seluardalamku sekali gus dan dicampakkanya ditepi katil. aku dengan segera menutup cipapku sebab kulihat suamiku memerhatikan dengan penuh geram. tampa kuduga suamiku mengankat tangan ku dan terus menciumi cipapku .tiba-tiba aku rasa satu kelainnan dan dapat kurasai lidahnya menerokai kelentit, lurah dan lubang pussyku, sekali lagi rasa ghairah yang tidak boleh kugambarkan dengan kata-kata menjalar pada seluruh tubuhku. Aku pernah mendengar bab oral sex tapi aku tidak pernah terduga akan dilakukan sebegini pada malam pertama
ini. Rupanya dalam diam suami memiliki kepakaran dan tahu teknik memuaskan wanita.

Jilatan suamiku ke atas pussyku begitu lama sehingga aku orgasm beberapakali dengan menjerit-jerit kuat kerana menikmati nikmat yang amat sangat. Aku kini mula membalas tiap serangan suamiku. Aku mengucup dan lidahku bermain dalam mulutnya. Sedap dan nikmat. Pintu lubang cipapku diketuk, terasa sesuatu yang keras dan besar sedang mengacah-acah. aku menolak sidikit tubuh suamiku kerana aku rasa agak sakit. Pencarian bertemu. Dapat kurasakan kepala kote Suamiku ditenang pada sasarannyam lubang farajku! aku sempat menjeling untuk melihat kotenya memang besar suma nampak
agak pendek. kemudian kurasa bibir cipapku dikuak oleh batang suamiku.

Terasa sakit dan nyilu yang amat sangat, aku mula menangis kerana sakit. tapi suamiku terus saja menerobos cipapkur dan batang zakar suamiku kini menujah keluar masuk dalam lubang pukiku secara perlahan-lahan, dan kesakitan yang ku alami tadi kini mula bertukar menjadi kenikmatan. Satu kenikmatan yang tak pernah kurasai. Batang suamiku semakin jauh dan dalam menerokai farajku dan mulut pukiku cuba mengulum batang suamiku yang besar dan keras itu. Dinding vaginaku yang digesel oleh kasarnya kulit batang Abang N membuatkan aku merasa geli dan ngilu. Memang batang butuh yang suamiku miliki jauh lebih besar dan tegang dari apa yang aku pernah bayangkan. Akhirnya pangkal kemaluan kami bertaup rapat, terasa farajku
dipenuhi seluruh batang suamiku. Senakkkk!!!

suamiku melakukan henjutan perlahan sehingga perlakuan sorong dan tarik menjadi semakin rancak. Pukiku dihentak dengan kuat. Aku merasakan kepala kote suamiku berdenyut dan mengembang mencecah lalu menujah g-spot cipapku. Aku kegelian yang amat sangat. Lubang pukiku berlendir dan lencun. Aku semput nafas dan syahwatku menguasai tubuhku. Setiap kali suamiku merodok butuhnya terasa terperosok farajku ke dalam, dan bila di tariknya pula bibir puki ku mengikut keluar semuanya. Dan ketika itu aku mendapat orgasmeku.

Aku cuba mengemut dan kesendatan lubang pukiku agak menyukarkan kerja-kerja mengemut namun suamiku mendesah dan mengerang dan menjerit kecil. Bab aku pula jangan cakaplah. Desah, renggek, raung, jerit dan tangisku, semua bercampur baur bila suamiku terus mempompa dan menujah butuhnya dalam pukiku begitu lama. Aku merasa bibir farajku melecet, koyak dan pedih. Yang penting sebagai seorang perempuan, aku punya nafsu, aku punya keinginan, persetubuhan bukan hak lelaki sahaja..Jadi apa salahnya aku menikmati peluang yang ada sekarang?

Sedar tak sedar 30 minit butuh suamiku berendam di dalam tasik farajku. Aku kagum dengan suamiku, aku mencapai multiple orgasm dan tubuhku mengejang sekejang-kejangnya beberapa kali .Tiba-tiba dia menjerit dan aku memegang lalu menarik buntut suamiku rapat ke cipapku. Tiba-tiba aku merasa ledakan air mani suamiku ke g-spot di lubang pussyku. Hangattt!!! Aku turut menjerit sambil mengucup keras mulut suamiku dengan nafasku yang besar dan kasar. suamiku terus menciumiku sambil membiarkan butuhnya terus berendam di dalam farajku. sesudah itu aku pun terbaring kepuasan dan tampa kusedari aku terlena kerana kepenatan.

Walaupun pada mulanya aku tak berapa suka dengan suamiku tapi kini aku amat menyayanginya dan a ku seakan menjadi kemaruk. Aku mahu butuh suamiku senantiasa berada dalam pukiku. Walaupun suamiku tak hansem dan badannya pon besar tapi aku sangat puas dan bahagia dan hingga kini suamiku masih segagah dulu biarpun kami tah mempunyai 4 orang anak.

Cerita Dewasa/ Cerita Sek/ Malam Pertama DenganTangisan

Hatiku bercampur baur antara kegembiraan, kesedihan dan kehibaan. Terlalu sukar untuk kugambarkan perasaan hatiku tatkala ini. Sanak saudara duduk mengelilingiku sambil memerhatikan gerak geri seorang lelaki yang berhadapan dengan bapaku serta tuan imam.

Hari ini adalah hari yang cukup bermakna bagi diriku. Aku akan diijab kabulkan dengan seorang lelaki yang tidak pernak kukenali pilihan keluarga. Aku pasrah.

Semoga dengan pilihan keluarga ini beserta dengan rahmat Tuhan. Bakal suamiku itu kelihatan tenang mengadap bapaku, bakal bapa mentuanya. Mereka berkata sesuatu yang aku tidak dapat mendengar butir bicaranya. Kemudian beberapa orang mengangguk-angguk. Serentak dengan itu, para hadirin mengangkat tangan mengaminkan doa yang dibacakan lelaki itu.

Ana dah jadi isteri! Bisik sepupuku sewaktu aku menadah tangan. Tidak semena-mena beberapa titis air mata gugur keribaanku. Terselit juga hiba walaupun aku amat gembira. Hiba oleh kerana aku sudah menjadi tanggungjawab suamiku. Keluarga sudah melepaskan tanggungjawab mereka kepada suamiku tatkala ijab kabul.

Ya Allah! Bahagiakanlah hidup kami. Kurniakanlah kami zuriat-zuriat yang menjadi cahaya mata dan penyeri hidup kami nanti. Doaku perlahan.

Aku bertafakur sejenak. Memikirkan statusku sekarang. Aku suadh bergelar isteri. Sudah tentu banyak tanggungjawab yang perlu aku tunaikan pada suamiku dan pada keluarga yang aku dan suamiku bina nanti.

Mampukah aku memikul tanggungjawab ini nantiâ. Tiba-tiba sahaja soalan itu berdetik di hati.

Kadang-kadang aku rasakan seolah-olah aku tidak dapat melaksanakan tanggungjawab seorang isteri terhadap suami.

Assalamualaikum!  Sapa suatu suara yang mematikan tafakur tadi. Baru aku perasan, seorang lelaki berdiri betul-betul di hadapanku. Aku masih tidak mampu untuk mendongak, melihat wajahnya itu. Aku berteleku melihat kakinya.

Sanak saudara yang tadi bersama-samaku, kini membukakan ruang buat lelaki itu mendekatiku. Aku tambah gementar bila dibiarkan sendirian begini. Tanpa kusangka, dia duduk menghadapku.

Sayang..Serunya perlahan. Suaranya itu seolah membelai dan memujuk jiwaku supaya melihat wajahnya.

Aku memaksa diriku untuk mengangkat muka, melihat wajahnya. Perlahan-lahan dia mencapai tangan kiriku, lalu disarungkan sebentuk cincin emas bertatahkan zamrud kejari manisku.

Abang. Seruku perlahan sambil bersalam dan mencium tangan lelaki itu yang telah sah menjadi suamiku.

Ana serahkan diri Ana dan seluruh kehidupan Ana kepangkuan abang. Ana harap, abang akan terima Ana seadanya ini seikhlas hati abang..Bisikku perlahan. Kita akan sama-sama melayari hidup ini dan akan kita bina keluarga yang bahagia. Janjinya padaku.

Itulah kali pertama aku menemui suamiku itu. Aku tidak pernah melihatnya selain daripada sekeping foto yang telah diberikan emak kepadaku.

Kenduri perkahwinan kami diadakan secara sederhana sahaja. Namun meriah dengan kehadiran sanak saudara terdekat dan sahabat handai yang rapat. Senang sikit, tak payah berpenat lelah. Sibuk juga aku dan suamiku melayani para tetamu yang hadir ke majlis itu.

Ramai juga teman-teman suamiku yang datang. Mereka mengucapkan tahniah buat kami berdua. Tak sangka, suamiku punyai ramai kawan. Katanya, kawan-kawan sejak dari universiti lagi.

Pada pandanganku, suamiku itu memang seorang yang segak. Berbaju melayu putih sepasang serta bersampin. Aku juga memakai baju pengantin putih. Kami dah berpakat begitu.

Aku selalu berdoa pada Tuhan agar Dia kurniakan padaku seorang suami yang dapat membimbing dan menunjukkan aku jalan ketuhanan. Mengasihi aku sebagai seorang isteri. Tidak kuminta harta mahupun pangkat, cukuplah sekadar aku bahagia bersamanya dan dia juga bahagia denganku. Aku juga sering berdoa agar dikurniakan zuriat yang dapat membahagiakan kami.

Ana, ada perkara penting yang mak dan ayah nak bincangkan dengan Ana . Ayah memulakan mukadimah bicaranya di suatu petang sewaktu kami minum petang di halaman rumah. Mak hanya diam memerhatikan aku, membiarkan ayah yang memulkan bicaranya.

Apa dia ayah, mak? Macam penting je. Soalku tanpa menaruh sebarang syak wasangka.

Sebenarnya, kami telah menerima satu pinangan bagi pihak Ana.

Pengkhabaran begitu membuatkan aku benar-benar terkejut. Aku masih belum berfikir untuk mendirikan rumah tangga dalam usia begini. Aku mahu mengejar cita-citaku terlebih dahulu. Aku tidak mahu terikat dengan sebarang tanggungjawab sebagai seorang isteri.

Kenapa ayah dan mak tak bincang dengan Ana dulu? Soalku agak kecewa dengan keputusan mak dan ayah yang membelakangi aku. Sepatutnya mereka berbincang denganku terlebih dulu sebelum membuat sebarang keputusan yang bakal mencorakkan masa depanku.

Kami tahu apa jawapan yang akan Ana berikan sekiranya kami membincangkan perkara ini dengan Ana. Pastinya Ana akan mengatakan bahawa Ana masih belum bersedia. Sampai bilakah Ana akan berterusan begitu? Ayah mengemukakan alasannya bertindak demikian.

Sebagai orang tua, kami amat berharap agar anak kesayangan kami akan mendapat seorang suami yang boleh melindungi dan membimbing Ana. Ujar mak setelah sekian lama membisu.

Apakah Ana fikir mak dan ayah akan duduk senang melihat anak gadisnya berterusan hidup sendirian tanpa penjagaan dari seorang suami? Kami bukan nak lepaskan tanggungjawab kami sebagai orang tua, tapi itulah tanggungjawab orang tua mencarikan seorang suami yang baik untuk anak gadisnya. Terang ayah lagi.

Ana..Seru ayah setelah dia melihat aku mendiamkan diri, menahan rasa.

Percayalah, kami membuat keputusan ini adalah untuk kebaikan Ana sebab kami terlalu sayangkan Ana.

Ini cincinnya, pakailah. Mak meletakkan satu kotak kecil berbaldu di hadapanku. Perasaanku berbaur. Macam-macam yang datang. Berbelah bagi. Apa yang patut aku lakukan sekarang. Sekiranya aku menerima dan bersetuju dengan keputusan mak dan ayah itu, bermakna aku telah membiarkan cita-citaku semakin kabur dan berbalam di hadapan. Namun kiranya aku menolak, bermakna aku telah melukakan hati kedua-dua orang tuaku itu. Orang tua yang telah banyak berjasa dalam hidupku. Tanpa mereka berdua, aku takkan hadir dan mustahil untuk melihat dunia ini.

Ahhhhgggg ..Keluhku sendirian. Aku dalam dilemma. Yang manakah patut aku utamakan? Perasaan sendiri atau perasaan dan harapan mak dan ayah. Aku selalu tewas bila melibatkan perasaan mak dan ayah. Aku terlalu takut untuk melukakan hati mereka. Aku takut hidupku nanti tidak diberkati Tuhan.

Azan maghrib yang berkumandang mengejutkan aku dari lamunan. Dah masuk waktu maghrib rupanya. Masih banyak lagi barang-barang yang belum dikemaskan. Penat juga nak kemaskan semua ni.

Nanti kite kemas lepas ni. Mari solat maghrib dulu. Ujar ayah padaku.

Adik-adik sibuk bentangkan tikar dan sejadah di ruang solat. Begitulah selalunya apabila kami berkumpul. Solat berjemaah adalah saru agenda yang tidak boleh dilupakan.

Semua orang telah siap sedia menunggu sewaktu aku keluar dari berwudhuk di bilik air. Aku cepat-cepat mengenakan telekung dan memasuki saf bersama emak, kakak dan adik.

Selesai je iqamah, ayah memberikan penghormatan kepada suamiku untuk menjadi imam. Dia kelihatan serba salah dengan permintaan ayah itu. Dia merenung ke arahku. Aku hanya mengangguk sebagai isyarat supaya dia memenuhi permintaan ayah itu. Maka dengan tenang, dia mengangkat takbir. Menjadi imam solat maghrib kami pada malam itu.

Betapa hatiku tenang sekali menjadi makmumnya. Dengan bacaan yang jelas dan merdu itu membuatkan aku berasa kagum dengan suamiku itu. Mungkin tepat pilihan ayah dan mak buatku. Bacaannya lancar lagi fasih. Bagaikan seorang arab yang menjadi imam.

Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau mengirakan kami salah jika kami terlupa atau tersilap. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau bebankan kami dengan bebanan yang berat sebagaimana yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang yang terdahulu daripada kami. Wahai Tuhan kami! Jangan Engkau pikulkan kepada kami apa-apa yang tidak terdaya kami memikulnya. Dan maafkanlah kesalahan kami serta ampunkanlah dosa kami dan berilah rahmat kepada kami.

Wahai Tuhan kami! Kurniakanlah kami daripada isteri dan suami serta zuriat keturunan yang boleh menjadi cahaya mata buat kami dan jadikanlah kami daripada golongan orang-orang yang muttaqin.

Dia membaca doa dengan khusyuk memohon kepada Tuhan setelah selesai solat. Kami bersalaman. aku mendekati suamiku sambil menghulurkan tangan.

Bang, maafkan Ana! Bisikku perlahan sewaktu mencium tangannya. Dia kemudiannya mengucupi dahiku sebagai tanda kasih yang tulus.

Sayang tak ada apa-apa salah dengan abang. Ujarnya sambil tersenyum merenung wajahku.

Selepas berwirid dan berzikir, dia bangun menuju ke halaman rumah.

Abang nak kemana tu? Soalku.

Nak kemaskan barang-barang kat bawah tu.

Ada sikit lagi. Jawabnya.

â€Å“Dah la tu. Rehat jelah. Esok kita boleh sambung lagi.”Aku kesian melihatnya, keletihan.

Betul kata Ana tu Zul. Sambung esok sajalah.  Sampuk ayah yang tiba-tiba mendengar perbualan kami. Emak pun mengangguk menyetujui sarananku itu.

Takpelah ayah, Ana. Sikit aje tu. Kejap je saya buatnya. Dia masih berkeras sambil berlalu turun ke halaman rumah untuk mengemas beberapa peralatan yang masih lagi berada di bawah khemah.

Aku menukar pakaian, kemudian keluar membantu suamiku mengemas barang-barang di halaman rumah. Dia kelihatan asyik tanpa menyedari kehadiranku. Semua barang-barang telah dikemasnya. Aku mencapai kain pengelap dan mula mengelap meja.

Bila Ana turun?  Soalnya apabila menyedari aku sedang mengelap meja.

Baru aje. Asyik sangat abang buat kerja sampai tak sedar Ana datang.

Maafkan abang sayang. Dia menghampiriku.

Sayang tak marahkan? Soalnya lagi sambil memeluk pinggangku erat.

Aku merenungnya, kemudian mengeleng-ngeleng sebagai tanda aku tak ambil hati pun pasal tu. Dia tersenyum sambil menghadiahkan satu ciuman di pipiku.

Ish..abang ni! Nanti dilihat orang, malu kita. Rungkutku tersipu-sipu. Nanti malu juga kalau dilihat oleh ahli keluargaku.

Apa nak malu,

kan sayang ni isteri abang. Jawabnya tersenyum.

Tau la, tapi tengok la keadaan dan tempat. Kalau kita berdua saja, lebih dari cium pun Ana bagi.

Betul ni? Soal suamiku cepat-cepat.

Ish..;gatal la abang ni!  Dia

cuba mengelak dari menjadi mangsa cubitan tanganku.

Aku terasa bahagia disayangi begini. Inilah pertama kali dalam hidupku merasai betapa nikmatnya cinta dan kasih sayang seorang kekasih hati yang aku sayangi. Aku tidak pernah terlibat dengan cinta walaupun semasa aku di universiti dulu. Dan pada tika ini, aku akan menikmatinya selepas perkahwinan. Cinta seorang suami terhadap seorang isteri.

Walaupun begitu,masih ada sedikit rasa takut di hatiku. Aku takut aku tidak mampu untuk menunaikan tanggungjawab sebagai seorang isteri. Aku takut aku tidak mampu untuk menjadi seorang isteri yang solehah dan mulia dalam hidup suamiku.

Apa yang Ana menungkan ni? Soalan itu mengejutkan aku dari lamunan. Aku berehat sekejap di atas kerusi batu dalam taman di halaman rumah setelah selesai mengemas barang-barang.

Abang ni, terkejut Ana tau!  Aku buat-buat merajuk. Saja nak menduga bagaimana suamiku memujuk.

Alaa..sayang ni.macam tu pun nak marah. Usiknya sambil mencubit pipiku.

Nampak gayanya terpaksalah abang tidur bawah katil dengan nyamuk-nyamuk malam ni sebab isteri abang dah merajuk. Kesian kat abang yea! Aku mula tersenyum dengan kata-kata suamiku itu. Pandai juga suamiku buat lawak nak memujuk aku.

Sayang. Seru suamiku sambil merangkul tubuhku.

Sayang nak honeymoon kemana?  Tak terfikir pulak akau pasal honeymoon tu. Aku pun tak ada apa-apa plan atau cadangan pasal tu.

Ana ikut aje kemana abang nak bawa.

Kalau abang bawa ke bulan atau bintang, sayang nak ikut ke? Guraunya.

Banyak ke duit abang nak bayar tambang roket dan nak beli set bajunya nanti? Soalanku itu membuatkan suamiku pecah ketawa.

Nanti sayang nak berapa orang anak?  Soalnya lagi setelah ketawanya reda.

Abang nak berapa? Soalku kembali tanpa menjawab soalannya.

Abang nak sebanyak mungkin. Larat ke sayang nanti?

Ish abang ni. Abang ingat Ana ni kilang anak ke? Sekali lagi suamiku ketawa. Nampaknya dia adalah orang yang mudah ketawa.

Takdelah macam tu. Tapi abang suka kalau kita ada anak yang ramai. Sama banyak lelaki dan perempuan.

Insya Allah, kalau ada rezeki nanti Ana sanggup. Penjelesanku itu membuatkan suamiku tersenyum gembira.

Ni yang buat abang tambah sayang ni. Satu lagi kucupan mesra singgah di pipiku.

Aku terasa bahagia diperlakukan begitu. Aku punyai suami yang baik dan penyayang. Aku rasa dilindungi.

Zul, Ana! Jom kita makan dulu!  Suara mak memanggil.

Mari bang! Ana pun dah lapar ni. Ajakku sambil memimpin tangannya. Kami bangun beriringan masuk ke dalam rumah untuk menghadapi hidangan makan malam.

Rasa lapar la juga kerana sejak tadi lagi asyik layan tetamu dan buat kerja aje sampai lupa untuk makan. Seronok sangat dengan kahadiran kawan-kawan rapat serta gembira dianugerahi seorang suami yang baik.

Sudah beberapa hari aku asyik memikirkan pasal pertunanganku. Terlalu sukar untuk aku menerimanya. Tambah lagi dengan lelaki yang tidak pernah kukanali. Perkahwinan bukanlah sesuatu yang boleh diambil mudah. Kehidupan yang memerlukan persefahaman sepanjang hidup.

Tanpa persefahaman dan tolak ansur, mustahil dua jiwa dan dua hati boleh bersatu dalam menjalani hidup sebagai suami isteri. Tidak sedikit cerita yang aku dengar tentang rumah tangga yang hanya mampu betahan buat seketika atau separuh jalan sahaja. Kemudian pecah berkecai umpama kapal dipukul badai. Berselerak dan bertaburan. Apataha lagi kalau dah dikurniakan anak. Anak-anak akan jadi mangsa keadaan.

Mampukah akau menerima suamiku nanti sepenuh hatiku? Mampukah aku menyediakan seluruh ruang isi hatiku ini buat suamiku itu? Bahagiakah aku bila bersamanya nanti?  Bertalu-talu persoalan demi persoalan menerjah benak fikiranku. Aku rasa amat tertekan dengan keadaan ini. Bukan aku tak fakir pasal rumah tangga, tapi aku masih belum bersedia untuk melaluinya.

Ya Allah, bantulah aku dalam membuat keputusan. Tunjukkanlah aku jalan penyelesaian. Janganlah Engkau biarkan aku sendirian dalam menentukan masa depan hidupku.

Ya Allah, aku benar-benar tersepit antara kehendak orang tuaku dan persaan hatiku sendiri. Kiranya ia baik buatku, maka berilah aku redha dalam menerimanya wahai Tuhan.

Indahnya kuperhatikan suasana kamarku. Aku sendiri yang menghiasinya. Kamar malam pertamaku bersama seorang lelaki yang bergelar suami. Kamar yang akan menjadi saksi bisu bila mana aku menyerahkan khidmatku pada seorang suami. Kegusaran dan sedikit gentar mula bertandang dalam sanubari. Aku rasa takut sendirian untuk melalui keindahan malam pertama ini. Bagaimanakah akan melayani suamiku nanti?

Ketukan pada pintu bilik membuatkan hatiku bertambah gusar. Dari tadi lagi aku hanya duduk di birai katil.

Masuklah, pintu tak berkunci.  Aku bersuara perlahan. Aku pasti, itu adalah suamiku.

Dia masuk, kemudian menutup pintu bilik kami dengan perlahan. Dia kemudiannya menghampiri dan duduk di sisiku.

Kenapa asyik termenung aje ni? Sayang tak gembirakah bersama abang? Aku tak menyangka soalan itu yang diajukan oleh suamiku tatkala ketakutan di malam pertama begitu membanjiri jiwaku.

Aku hanya mampu mengeleng-ngeleng. Aku sendiri tak tahu apa jawapan yang terlebih baik untuk soalan suamiku itu.

Habistu apa yang sayang menungkan ni?

Ana takut bang!  Itulah aku rasa jawapan yang tepat bagi menjawab soalannya.

Dia memelukku erat sambil membelai rambutku.

Apa yang nak ditakutkan? Abangkan ada. Abang akan Bantu dan tolong sayang. Kita sama-sama bina keluarga kita.” Pujuk suamiku.

Ana takut Ana tak mampu untuk menjalankan tugas sebagai isteri abang. Ana banyak kelemahan bang. Ana takut nanti Ana akan mengecewakan abang. Ana takut..Aku tidak sempat untuk meneruskan kata-kataku kerana suamiku telah meletakkan telunjuknya di bibirku tanda tidak membenarkan aku menghabiskan bicaraku. Terkebil-kebil mataku memandangnya.

Sayang, abang terima sayang sebagai isteri abang seadanya. Abang terima segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada sayang. Usahlah sayang risaukan pasal itu. Ok sayang! Bisiknya.

Aku memeluknya syahdu di atas penerimaannya terhadapku.

Sayang, abang nak mandi kejap. Badan ni dah rasa macam melekit.  Aku bangun membuka almari pakaian dan mencapai sehelai tuala serta kain pelikat. Kuhulurkan kepadanya dengan penuh kasih sayang.

Dia tersenyum kepadaku dan mencium pipiku sebelum berlalu ke bilik air. Kemudian aku terdengar siraman air terjun ke lantai.

Malam berark perlahan. Langit kelihatan gelap pekat tanpa bulan dan bintang. Mungkin sekejap lagi hujan akan mencurah, membasahi bumi yang sudah beberapa hari merindui titis air untuk membajai ketandusannya.

Ayah, mak! Ana dah buat keputusan. Beritahuku sewaktu kami sedang berehat di beranda rumah pada suatu hari.

Ayah yang sedang membaca akhbar dan emak yang sedang menyulam tiba-tiba memandangku serentak, kemudian berpaling sesama sendiri.

Keputusan tentang apa? Soal ayah inginkan kepastian. Mungkin mereka tertanya-tanya keputusan apakah yang telah kubuat.

Pasal peminangan tu. Ujarku.

Ayah dan emak kembali merenungku. Mereka memberikan perhatian kepada apa yang bakal aku beritahu. Keputusan yang telah kubuat setelah berfikir baik dan buruknya. Keputusan yang bakal menentukan masa depan arah perjalanan hidupku.

Kiranya ini takdir Tuhan, maka Ana redha dengan jodoh yang ayah dan emak pilih. Terasa pilu sekali hatiku sewaktu meluahkannya.

Ada sedikit titis jernih jatuh ke riba. Aku mengesatnya dengan hujung jari.

Emak bangun dan memelukku. Aku tidak tahu apakah ertinya pelukan emak itu. Pelukan gembira oleh kerana aku menerima pilihan mereka atau pelukan untuk menenangkan jiwaku yang sedang berkecamuk dan sedih ini? Hanya emak yang tahu hakikatnya.

Syukurlah, moga Ana bahagia nanti. Ucap ayah padaku.

Aku terpaksa berkorban demi untuk melihat senyuman di bibir ayah dan emak walaupun hatiku sendiri terpaksa menangis. Tapi adalah terlebih baik bagiku memakan hatiku sendiri daripada memakan hati orang tua ku.

Nanti mak kenalkan dia pada Ana. Ujar emak sambil tersenyum kerana keputusanku memihak kepada mereka.

Tak payahlah mak. Kenalkan pada Ana di hari perkahwinan tu aje. Aku rasa lebih baik demikian kerana selepas ijab

Kabul aku sudah tidak punyai pilihan lain selain daripada menerima walaupun dengan terpaksa lelaki pilihan ayah dan emak ku itu sebagai suamiku. Aku tidak mahu pertemuan sebelum ijab kabul nanti akan menyebabkan aku berbelah bagi dengan keputusan yang telah aku buat.

Kenapa pula macam tu?

Kan lebih baik kalau Ana berkenalan dahulu dengannya. Ayah mempersoalkan keputusanku itu.

Ana telah memenuhi kehendak ayah dan mak dengan menerima pilihan ayah dan mak. Tak bolehkah ayah dan mak memenuhi permintaan dan kehendak Ana pula?  Aku berlalu meninggalkan mereka dalam keadaan tercengang dengan permintaan ku itu.

Aku siapkan kamar tidur seadanya. Aku letakkan pakaian persalinan buat suamiku di atas katil. Aku menunggunya keluar dari bilik air. Aku sendiri telah bersiap-siap menukar pakaian malam menanti suamiku itu dengan penuh debaran. Kedengaran pintu bilik air dibuka. Dia keluar sambil tersenyum ke arahku.

Sayang, boleh tak ambilkan abang segelas air. Dahagalah. Pintanya sambil mengelap-ngelap badannya dengan tuala di tangan.

Baik bang. Bang, ni baju abang. Ujarku sambil bangun untuk ke dapur.

Sewaktu aku keluar, lampu di ruang tamu semuanya telah dipadamkan. Kulihat jam dah dekat pukul 1 pagi.

Patutlah.  Bisik hatiku. Aku meneruskan langkahku ke dapur dalam smar-samar cahaya bilik yang masih lagi terpasang.

Kupenuhkan labu sayung dengan air masak dan ku capai sebiji gelas. Aku membawa kedua-duanya menuju ke bilik.

Suasana malam agak sunyi. Tiada bunyi cengkerik atau cacing tanah. Cuma kat luar

sana kadang-kadang langit kelihatan cerah diterangi cahaya kilat memancar. Malam yang pekat bakal mencurahkan hujan.

Sewaktu aku melangkah masuk ke bilik, kelihatan suamiku sedang khusyuk berdoa atas sejadah. Mulutnya terkumat kamit tanpa kutahu butir bicaranya.

Kutuangkan air kedalam gelas dan kuletakkan atas meja menanti suamiku selesai berdoa. Kemudian dia bangun menghampiriku. Aku menghulurkan gelas air kepadanya.

Bang .Seruku.

Ada apa sayang? Soalnya apabila melihat aku tersipu-sipu kearahnya.

Malam ni abang nak..nak ..Agak segan untuk kuteruskan pertanyaan itu. Suamiku masih lagi menanti persoalan yang kutanya Nak apa sayang? Soalnya lagi sambil tersenyum.

Ah..abang ni Aku malu sendirian apabila melihat suamiku seolah-olah dapat membaca fikiranku.

Ya, abang nak sayang layan abang malam ni. Boleh tak? Bisiknya ketelingaku.

Aku hanya mampu mengangguk-angguk tanda bersedia untuk melayani segala kehendak dan kemahuannya. Aku

cuba untuk mempersiapkan diri sebagai seorang isteri yang mampu menyediakan dan memenuhi segala keperluan dan kemahuan suamiku itu.

Assalamualaikum, wahai pintu rahmat! Bisik suamiku.

Waalaikumussalam wahai tuan pemilik yang mulia . Jawabku.

Malam yang gelap kehitaman itu kulaluinya bertemankan seorang lelaki yang telah kuserahkan kepadanya seluruh jiwa dan ragaku ke dalam tangannya. Dia berhak segala-galanya keatasku. Sebagai seorang isteri, aku mesti sentiasa patuh kepada segala arahan dan suruhannya selagi mana ia tidak bercanggah dengan ketetapan Tuhan dan Rasul.

Pertama kali kulalui dalam hidupku, malam bersama seorang lelaki yang telah dihalalkan aku keatasnya. Aku umpama lading dan suamiku itu adalah peladang. Ia berhak mendatangiku mengikut sekehendak hatinya. Aku telah membaca beberapa buah buku tentang alam perkahwinan, rumahtangga dan tanggungjawab seorang isteri apabila aku menerima pilihan emak dan abah terhadapku. Aku

cuba untuk memperaktikkannya selagi aku termampu untuk melakukannya. Aku cuba menjadi yang terbaik bagi suamiku. Aku ingin suamiku bahagia bersamaku. Aku ingin menjadi permaisuri yang bertahta di hati dan jiwanya sepanjang usia hayatnya.

Rasulullah bersabda:

Sebaik-baik isteri itu ialah yang dapat menenangkan kamu apabila kamu melihatnya dan taat kepada kamu apabila kamu perintah dan memelihara dirinya dan menjaga hartamu apabila kamu tiada.

Rasulullah bersabda:

Setiap wanita itu adalah pengurus sebuah rumahtangga suaminya dan akan ditanyakan hal urusan itu.

Rasulullah bersabda:

Isteri yang mulia ini merupakan sesuatu yang terbaik di antara segala yang bermanfaat di dunia.

Rasulullah bersabda:

Sesungguhnya wanita yang baik itu adalah wanita yang beranak, besar cintanya, pemegang rahsia, berjiwa kesatria terhadap keluarganya, patuh terhadap suaminya, pesolek bagi suaminya, menjaga diri terhadap lelaki lain, taat kepada ucapan suaminya dan perintahnya, dan apabila bersendirian dengan suaminya, dia pasrahkan dirinya kepada kehendak suaminya itu.

Sesungguhnya perkahwinan ataupun rumahtangga itu bukanlah sesuatu yang boleh dipandang remeh atau yang boleh dipermain-mainkan. Ia adalah suatu ikatan yang menghalalkan yang haram sebelumnya. Ia memerlukan persefahaman, tolak ansur, saling mempercayai, tolong menolong, kasih mengasihi seikhlas hati dan sebagainya. Tanpa itu semua, mana bisa dua jiwa yang berlainan sifat dan sikap mampu mengharungi sebuah kehidupan yang penuh dengan dugaan ini bersama-sama. Ia amat mustahil sekali.

Maka seharusnya kita perlu mempersiapkan diri sebelum memasuki gerbang perkahwinan dengan pelbagai ilmu. Ilmu kekeluargaan, ilmu keibu bapaan, psikologi kanak-kanak dan sebagainya. Jangan cuba untuk menghampirinya selagi mana kita belum benar-benar bersedia untuk menghadapinya. Jangan kita fikirkan tentang nafsu semata-mata. Fikirkan sama tentang tanggungjawab yang bakal kita pikul nanti. Tanggungjawab sebagai seorang suami ataupun isteri, tanggungjawab sebagai seorang bapa ataupun ibu. Mampukah kita semua memenuhi atau menunaikan tanggungjawab dan tuntutan itu. Kita pastinya akan dipersoalkan tentang pertanggungjawaban itu. Sama ada di dunia mahaupun di hadapan Tuhan nanti. Kerana tanggungjawab itu adalah amanah yang perlu ditunaikan oleh setiap orang.

Bunyi batuk yang berlarutan menyebabkan aku tersedar dari tidur istimewaku malam ini. Sewaktu aku membuka mata, aku lihat suamiku sedang bersimpuh diatas sejadah. Dia mengurut-urut dadanya menahan batuk. Aku bingkas bangun, turun dari katil dan menghampirinya.

Abang tak apa-apa? Soalku risau dengan keadaannya. Aku mula risau, takut-takut suamiku itu mempunyai penyakit-penyakit tertentu yang tidak aku ketahui.

Abang ok je. Mungkin sejuk sikit kot. Jelasnya. Mungkin juga. Hawa dinihari itu sejuk sebab hujan masih lagi bergerimis selepas mencurah lebat semalam.

Pergilah mandi, ayah dan semua orang sedang menunggu kita untuk berjemaah di luar tu. Arah suamiku sambil tersenyum merenungku dengan pajama itu. Aku malu sendirian bila mata suamiku menyorot memerhati seluruh tubuhku itu.

Nakallah abang ni. Aku bangun mencapai tuala dan terus ke bilik air untuk mandi. Aku masih lagi terdengar batuk-batuk dari luar.

Ayah mahu suamiku mengimami solat subuh itu, tapi suamiku menolak dengan alasan dia batuk-batuk dan tak berapa sihat. Namun ayah masih berkeras, maka terpaksalah dia menjadi imam.

Kesian aku melihatnya. Bacaannya tidak selancar semalam. Banyak tersangkut dan terpaksa berhenti atau mengulanginya kerana asyik batuk-batuk sahaja. Aku mula risau lagi dengan keadaan begitu.

Selepas beriwirid pendek, dia membacakan doa dengan perlahan tapi masih boleh didengari oleh semua ahli keluargaku. Aku lihat muka suamiku agak kepucatan.

Kenapa ni bang? Soalku sewaktu bersalaman dengannya.

Entahlah, abang rasa kurang sihat sikit pagi ni..

Zul sakit ke?Tanya ayah.

Takdelah, cuma kurang sihat sikit. Mungkin sebab cuaca kot.Jawabnya.

Nanti Ana ambilkan ubat. Aku bangun ke dapur untuk mengambil ubat dalam rak ubat.

Ubat-ubatan asas sentiasa tersimpan dalm rak ubat di rumahku. Ini bagi memudahkan bagi tujuan rawatan segera kalau ada apa-apa berlaku. Aku ambil sebotol ubat batuk dan segelas air.

Suamiku sudah masuk ke bilik. Batuknya agak berkurangan sedikit dari tadi. Mungkin betul juga ia ada kaitan dengan keadaan cuaca yang sejuk. Dia menghirup sirap batuk yang kusuapkan.

Terima kasih. Ucapnya perlahan. Aku angguk.

Abang berehatlah. Ujarku sambil membaringkan badannya ke atas tilam.

Abang minta maaf kerana menyusahkan sayang.

Kenapa pula abang cakap macam tu. Sikit pun Ana tak rasa susah.

Abang tahu sayang susah hati tengok abang begini. Sepatutnya hari pertama begini, abang kena membahagiakan sayang. Tapi abang minta maaf sebab keadaan abang tak mengizinkan.

Dahla tu bang. Ana isteri abang. Ana sentiasa bersedia berkhidmat untuk abang tanpa sedikit pun rasa susah. Pujukku walaupun sebenarnya hatiku memang runsing dengan keadaannya.

Walau apapun yang berlaku, abang tetap sayang dan cintakan saying. Sayanglah satu-satunya buah hati abang. Sambung suamiku tanpa menghiraukan nasihatku supaya dia berehat saja.

Entah kenapa tiba-tiba sahaja hatiku dilanda kesedihan. Entah darimana ia berputik.

Abang minta maaf atas segalanya. Sayang maafkan abang yea

Abang nak tidur dulu. Mengantuk rasanya. Ujarnya perlahan.

Abang tidurlah. Aku menarik selimut untuk menyelimutinya. Aku menciumi dahinya. Sekejap sahaja dia terlena selepas mulutnya terkumat kamit membacakan sesuatu.

Aku memerhatikan suamiku buat seketika. Tidurnya kelihatan tenang dengan susunan nafas yang teratur. Aku suka melihat wajahnya yang memberikan ketenangan buatku. Wajahnya yang agak bersih dihiasi dengan kumis dan jambang yang nipis dan terjaga. Aku berdoa dan berharap agar kurniaan Tuhan ini akan berkekalan bersamaku hingga ke akhir hayat.

Namun segala-galanya telah ditentukan Tuhan. Hidup, mati, rezeki, baik dan buruk seseorang hamba itu telah ditentukan Tuhan semenjak ia berada dalam kandungan ibunya lagi. Maka aku sebagai seorang hamba yang lemah terpaksa menerima segala kehendaknya dengan redha dan tenang. Siapa tahu, rupa-rupanya itulah hari pertama dan terakhir aku bersama suamiku yang baru aku kenali itu. Aku hanya mengenalinya seketika sahaja, namun dia telah meninggalkan aku buat selama-lamanya. Aku belum sempat untuk menjalankan tugasan sebagai isteri dengan sepenuhnya. Apalagi yang dapat aku lakukan. Patutlah dia asyik memohon maaf dariku.

Sewaktu aku ingin mengejutkannya untuk bersarapan, berkali-kali aku cuba memanggil namanya. Namun dia masih tak menjawab. Aku menggoncang tubuhnya, tetapi tetap tak ada respon. Aku sentuh tangannya, sejuk. Aku memeriksa nadi dan denyutan jantungnya. Senyap! Air mataku terus je mengalir tanpa dapat ditahan lagi. Menangisi kepergian seorang suami. Aku tersedu-sedu sewaktu semua ahli keluarga masuk kebilik untuk melihat apa yang berlaku setelah terlalu lama aku cuba mengejutkan suamiku itu. Tapi rupanya hanyalah jasad yang terbujur kaku.

Sudahlah Ana, bersyukurlah kerana masih ada lagi pusaka tinggalannya buat Ana. Pujuk emak.

Aku hanya mampu tersenyum dengan pujukan emak itu sambil memandang wajah seorang bayi lelaki yang sedang nyenyak tidur disebelahku. Itulah takdir Tuhan, malam pertama yang telah membuahkan hasil. Walaupun hanya pertama, tapi itulah panglima yang menang dalam pertarungan bagi menduduki rahimku ini. Hari ini, zuriat suamiku itu telah menjengok dunia ini. Satu-satunya pusaka yang tidak ada nilai buatku selain sebuah rumah yang telah diwasiatkan oleh suamiku buatku.

Ya Allah, tempatkanlah rohnya bersama golongan yang soleh. Ya Allah, rahmatilah anakku ini. Jadikanlah dia umpama bapanya yang sentiasa taat kepadamu. Jadikanlah ia berjasa kepada perjuangan dalam menegakkan agamamu. Jadikanlah ia sebagai permata yang membahagiakan aku dan seluruh keluargaku.

Amin..

Seruling Senja

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Premium Wordpress Themes