Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 31 Agustus 2011

Cerita Bokep | Mbak Parmi

Biasanya aku sarapan pagi bersama papa dan mama, tapi pagi itu sarapan sendiri, karena papa dan mama pulang kampung ke Yogya mengajak Sigit, anak mbak Parmi. Di rumah hanya ada mbak Parmi, pembantu asal jawa dan aku.
Selesai sarapan, aku menaruh piring di cucian. Ketika melewati kamar mandi, pemandanganku terhenti memperhatikan mbak Parmi lagi mandi. Badannya membelakangi pintu sehingga tidak sadar pintu kamar mandi setengah terbuka. Tubuh tinggi padat berisi dan rambut hitam lebat panjang basah tersiram air menyebabkan sexku muncul menggebu. Aku segera kembali ke kamar. Disana langsung onani menggunakan pelicin baby oil sambil membayangkan seolah sedang menyetubuhi mbak Parmi. Tiba-tiba terpikir olehku kenapa tidak sekali-kali minta mbak Parmi melayani sexku? Bukankah dia juga pernah memergoki aku lagi onani di kamar?
Aku tidak menyelesaikan onaniku. Dengan penis mengacung tegang tanpa busana bagian bawah, aku menuju kamar madi. Ternyata mbak Parmi sudah selesai mandi dan ada di kamarnya. Kamar mbak Parmi yang tertutup langsung aku buka. Saat itu mbak Parmi sedang mengeringkan badan dengan handuk. Ia menjerit kaget. Tapi secepatnya mbak Parmi aku peluk dan aku dorong rebah ke tempat tidurnya. Ia meronta “jangan…..mas….. aku nggak mau…. Jangan….. aku takut…..”. Aku memaksanya sambil membentak “mbak diam saja…. nurut aku”. Aku semakin kalap ketika mbak Parmi mendorongku dan akhirnya tangan mbak Parmi aku kunci ke belakang. Setelah beberapa kali meronta tidak berhasil, akhirnya mbak Parmi menangis sesenggukan. Aku mengendorkan pegangan tanganku dan mengusap air matanya “Mbak, maafin aku ya…. aku kepingin merasakan. Mbak mau ya…. “. Kemudian mbak Parmi aku tarik berdiri dan aku peluk, aku ciumi. Penisku yang telah kendur kembali berdiri perkasa. Mbak Parmi diam dan kedua tangannya menutup dada dan perut bawah. Sekali lagi aku membisikkan kata “mbak,….. aku sayang sama mbak, maafin. Aku belum pernah merasakan seperti ini, beri aku sekali saja ya mbak….”. Aku usap-usap keningnya dan aku dekatkan mukaku ke mukanya sampai hidungku bersentuhan dengan hidungnya. “Mas…. mbak takut……mbak…. nggak mau…. nanti papa dan mama marah kalau tahu dan …. mbak takut hamil”. Aku peluk mbak Parmi dengan erat dan aku bisikkan kata “Mbak…. aku tahu caranya tidak hamil. Aku tidak keluarkan di dalam dan aku keluarkan di luar seperti onani. Aku ingin sekarang mbak, mumpung papa dan mama juga tidak di rumah. Aku kepingin banget merasakan dari mbak,…. boleh ya mbak….”.
Setelah mendapatkan berbagai bujukan dan rayuan, nafas mbak parmi melonggar dan kelihatan sedikit tenang. Kemudian ia semakin bisa menerima pelukanku yang tidak pernah lepas. Harum wangi sabun yang melekat di tubuh mbak Parmi menambah tinggi gairahku. Badan mbak Parmi aku balik searah dengan tubuhku. Penisku yang tegak berdiri menonjol ke pantatnya. Tanganku mengarah ke dadanya. Ternyata ia tetap tidak mau melepaskan kedua tangan yang menutupinya. Beberapa kali tanganku disibakkan. Akhirnya leherku menjulur dan mulutku menelusuri belakang telinga dengan kecupan lembut dan jilatan merangsang. Perlahan-lahan mbak Parmi bereaksi menengokkan kepala supaya lehernya tidak terjangkau mulutku. Setelah beberapa saat kemudian mbak Parmi bertambah tenang, tanganku berhasil menjangkau ujung buah dadanya. Dengan tarikan dan pelintiran halus di putingnya, mbak Parmi tidak melawan lagi. Tangan kananku melingkar meraba ke perut bawah tapi dengan sigap tangannya menyingkirkan tanganku. Ketika tanganku ke atas menuju buah dadanya kembali, ternyata ia membiarkan saja. Aku semakin yakin bisa berhasil menyetubuhi sehingga jariku dengan pelan mengusap gunung kenyal menonjol. Remasan halus di buah dada mbak Parmi dengan pijitan ke arah depan dan pelintiran perlahan di puting susu, menyebabkan mbak Parmi menarik nafas dalam.
Ketika mulutku mengisap tengkuknya dan kedua tanganku meremas gemas di kedua gunung kembarnya, nafas mbak Parmi mulai memburu. Aku melirik matanya terpejam. Tarikan nafas di mulutnya terdengar mendesis dan kepala yang semula tegak sudah dirobohkan ke pundakku. Aku mendudukkan dan merebahkan mbak Parmi ke tempat tidurnya dengan kaki menjuntai ke bawah. Mulutku mulai menelusuri gunung kembar sambil melepaskan baju kaus yang masih di badanku. Puting kecil kemerahan mulai aku sedot dengan mulutku dan satunya aku memelintir. Semakin ke bawah mulutku bergerak menelusuri perutnya, semakin panjang tarikan nafas mbak Parmi.
Ketika mulutku sampai ke belahan paha, lidahku menjulur memasuki lipatan basah dan menyusup ke dalam. Aku mencari daging kecil seperti yang aku lidat dalam tontonan VCD. Daging itu aku usap dengan ujung lidah. Tiba-tiba mbak Parmi menggelinjang dan tangannya meremas rambutku serta menekan ke dalam. Lidahku liar masuk ke liang vagina dan daging lembut menonjol itu aku permainkan dengan lidahku. Mbak Parmi mengerang lembut sambil nafasnya sedikit tersengal dan kepalanya digoyangkan ke kanan dan kiri, aku segera mengakhiri permainan itu dan ganti penisku menyusup vagina mbak Parmi.
Posisiku berdiri dan badan mbak Parmi rebah di kasur dan kakinya menjuntai ke tanah. Ketika ujung penisku menyusup di ujung liang senggama, mbak Parmi membuka pahanya lebar sehingga memudahkan aku memasukkan penis. Untuk lebih memudahkan, maka kedua kakinya aku letakkan di atas pundak. Aku merasakan nikmat ketika penis makin masuk ke dalam dan akhirnya …. bles…. sampai pangkalnya. Tarikan dan dorongan sambil gerakan diputar menyebabkan gerakan kepala mbak Parmi ke kiri dan kanan semakin sering. Tiba-tiba ujung penisku seperti disedot dalam vagina sehingga aku mengocok maju mundur lebih cepat. Mbak Parmi tiba-tiba mengejang dan pantatnya diangkat sambil mendesis suara tertahan “…….mmmaaass…….ssss…..ooohhhahhh…..sessss…..aauuw…..ssss….”. Di penisku terasa ada gerakan denyut yang memeras. Begitu nikmat sehingga ujung penisku merasakan ada sesuatu yang mau keluar. Dengan cepat penisku aku cabut. Tumpahlah maniku di pahanya dan jatuh di ubin. Terasa badabku ringan dan otot-otot mengendur santai. Kemudian aku tertidur disisi mbak Parmi. Hari itu perjakaku hilang untuk mbak Parmi.
Aku terbangun dan mbak Parmi tidak ada disisiku. Aku mencarinya karena kawatir mbak Parmi minggat dari rumah. Aku menemukan mbak Parmi di gudang belakang duduk di lantai sambil menangis. Aku dekati dia dan aku usap rambutnya yang hitam panjang. Aku bisikan kata-kata “mbak, maafin aku ya….. aku telah khilaf membuat mbak Parmi marah”. Kemudian aku berkotbah tentang moralitas dan kebutuhan sex perempuan “mbak… bayangkan kalau aku tidak dikasih mbak Parmi, berarti aku dengan pelacur kan…. Mbak Parmi pasti tahu seusiaku seperti ini kebutuhan penyaluran pasti sangat besar”. Kepala mbak Parmi aku jatuhkan ke pundakku “begitu juga kalau wanita nggak pernah melakukan senggama, dia cepat tua dan bisa kena kangker lho… dan yang menakutkan keinginannya bisa hilang..” Khotbahku panjang lebar mulai meluluhkan hatinya “Apapun yang telah terjadi…. aku berterimakasih aku lebih memilih mbak Parmi yang pasti bersih, sehat dan pernah punya pengalaman. Disamping itu mbak Parmi sangat sayang padaku”. Setelah aku merayu cukup lama, akhirnya mbak Parmi mau ku ajak makan siang. Untuk menambah kemesraan, sesekali mbak Parmi aku suapi.
Sambil makan aku mengemukakan keinginanku merasakan lagi. Semula mbak Parmi menolak, tapi akhirnya dia bersedia dengan syarat tidak boleh ada yang keluar dalam rahimnya. Aku setuju dan aku juga meminta ke mbak Parmi kalau merasa nikmat dan kepingin menjerit, jangan sungkan-sungkan. Kemudian aku keluar sebentar membeli jamu biar bisa main lebih lama. Mbak Parmi aku minta menutup semua pintu agar tidak ada tamu yang mengganggu.
Aku dan mbak Parmi mandi bersama. Elusan dan remasan di buah dada dengan sabun cair menyebabkan mbak Parmi seperti tersihir dengan menciumi pipi dan bibirku seperti kesetanan. Kelihatan sekali nafsu mbak Parmi tiba-tiba berkobar luar biasa. Shower air hangat aku buka untuk mengakhiri mandi bersama. Mbak Parmi aku peluk menghadap ke depan di bawah shower air hangat sambil kedua tanganku meremas dan menarik buah dadanya. Aku merasakan gejolak nafsunya mbak Parmi telah sampai puncak dengan ditandai dia menarik penisku untuk dimasukkan ke vaginanya. Secepatnya aku dan mbak Parmi mengeringkan badan dan menuju kamarku.
Pantatnya aku ganjal bantal sehingga vaginanya menonjol lebih tinggi. Aku susupkan penisku setahap-setahap dan tiba-tiba tanganku diraih mbak Parmi diletakkan ke buah dadanya. Aku remas kedua gunung kenyal itu dan pinggulku bergerak maju-mundur, sesekali diputar dan dalam hitungan tertentu hanya tudung penis yang masuk dan saat berikutnya dengan gerak menggenjot seluruh penis masuk sampai pangkal pinggul. Mbak Parmi menggoyangkan pantat dan kepalanya bergerak kanan kiri.
“Ooooohhhhh……..aaaahhhhhhh……sssstttttttt……ttterrrruuuuuusssss ……… yaaaaaaahhhhhh.. mbbaaakk….. ma..u.. keluaaaarrrrrr ….. oohh..oohh..oohh…aahh..aahh..” . Mbak Parmi tidak malu lagi mengeluarkan suara rintih dan jerit kenikmatan. Remasan di penisku dan suara rintih dan jerit kenikmatan yang dikeluarkan mbak Parmi menyebabkan aku tidak kuat menahan lebih lama. Ujung penis yang semakin mendesak menyebabkan aku cabut dari liang vagina dan …. croott……crootttt……croott…. maniku muncrat ke perut mbak Parmi.
Hari itu aku dan mbak Parmi bermain sampai puas. Pagi harinya mbak Parmi aku ajak ke dokter untuk pasang susuk KB. Sejak saat itu aku tidak perlu mencabut penis setiap kali maniku muncrat. Nikmat dan nikmat paling tinggi rasakan ketika penis dalam cengekeraman vagina disodokkan sampai pangkal sambil memuncratkan air mani.














point blank ; register point blank ; daftar point blank ; download point blank ; cheat point blank ; cheats point blank ; cheat point blank terbaru ; cheat point blank hari ini ; cheat point blank terupdate ; point blank ; point blank cheat ; point blank cheats ; cit point blank ; aplikasi hp ; cerita bokep ; info news ; software gratis

Cerita Bokep | Kenikmatan Mahasiswa

Setelah menikah aku kembali ke alma materku. Fakultasku memanggil aku kembali dan menawarkan pekerjaan sebagi dosen salah satu mata kuliah. Ketika masih mahasiswa, nilaiku untuk matakuliah tersebut selalu A. Akupun selalu mendapatkan nilai yan baik selama menjadi mahasiswa. GPA ku selalu diatas 3,5. Dosenku, ketika itu, yang memberi rekomendasi kepada fakultas untuk menawarkan pekerjaan sebagai dosen supaya fakultas bisa membuka kelas kedua untuk mata kuliah tersebut, sehingga ada pilihan bagi para mahasiswa, terutama mahasiswa yang statusnya sudah karyawan. Aku sangat senang mendapat tawaran tersebut. Dosen seniorku diawal memberi bimbingan mengenai bagaimana menyusun rencana kuliah untuk satu semester, bagaimana membuat materi yang akan diajarkan di kelas, bagaimana menggunakan kasus2 sebagai pelengkap kuliah. Aku dengan mudah mencerna bimbingan tersebut, dan aku memilih menggunakan kasus saja dalam membawakan kuliah. Mahasiswaku yang sebagian besar orang kantoran mendapat tugas membaca buku text dan memecahkan kasus berdasarkan bacaan yang ada di buku text. Di kelas aku hanya menjadi fasilitator diskusi sehingga para mahasiswa kuajak untuk menemukan sendiri insight apa yang menjadi pelajaran hari ini. Walaupun aku merupakan dosen baru, para mahasiswa menyukai pola diskusi kasus semacam ini, maklumlah mereka sudah bekerja sehingga lebih menyukai pendekatan kuliah yang praktis, walaupun menggunakan kasus.
Ada seorang mahasiswa yang menarik perhatianku, namanya Rudi. Dia telah bekerja selama 5 tahun dan ingin meneruskan kuliahnya yang terputus beberapa tahun yang lalu karena kesulitan biaya. Orangnya lebih tua dari aku beberapa tahun, ganteng dan badannya tegap, tipeku bangets. Kami cepat menjadi akrab, walaupun ngobrol dengan Rudi hanya kulakukan di kampus sebelum atau setelah jam pelajaranku usai. Memang kuliahku berlangsung sore hari, hari Jumat sampai Minggu. Jumat sore hari, Sabtu dan Minggu the whole day.
Bermula pada suatu siang ketika aku melakukan bimbingan suatu tugas akhir. Rudi menjadi salah satu mahasiswa yang menjadi bimbinganku. Karena memang waktunya untuk belajar yang terbatas, aku banyak membantunya dengan memberikan referensi atau fotocopy materi yang bisa dipakainya untuk mengerjakan tugas akhirnya. Hari Minggu itu setelah kuliah selesai, Rudi bertanya, “Bu Sintia, apakah saya boleh berkunjung ke rumah”. Aku menanyakan untuk apa, dia menjawab untuk mengenalku lebih jauh. Suamiku memang sedang tidak berada di rumah, sehingga aku ok kan saja permintaannya. Malamnya dia datang. Rumahku ada di sebuah kompleks perumahan yang sepi dan tenang. Suamiku memang seorang yang sangat workaholic, sehingga waktunya habis hanya untuk ngurusin bisnisnya saja, aku hampir tidak mendapat perhatian darinya, termasuk urusan ranjang. Makanya ketika Rudi minta ijin berkunjung, aku menjadi berdebar2. Aku jadi membayangkan apakah Rudi bisa memuaskan kebutuhan yang praktis tidak terpenuhi oleh suamiku. Napsuku menjkadi berkobar dengan sendirinya.
Malamnya Rudi datang. “Aku kira gak jadi dateng Rud”, sapaku. “Iya Sin, bolehkan aku manggil Sintia, kan gak di kampus”, jawabnya. “Oh boleh aja, biar lebih akrab kan. Kalo dikampus karena urusannya formal jadi kaku karena gak bisa langsung manggil nama”. “Oh, kamu mau akrab2an dengan aku ya, suami kamu dimana?” “Suamiku sibuk dengan kerjaannya, dia sering sekali keluar kota, bahkan keluar negeri untuk urusan bisnisnya”. “Asik dong, kamu kan bisa ikutan, suami kerja kamu shopping”. “Gak pernah tuh aku diajak”. “Kacian deh kamu, kesepian dong jadinya”. Kami ngobrol ngalor ngidul saja, suasana menjadi sangat akrab. “Rud, aku boleh minta tolong gak?” “Minta tolong apa, kalo aku bisa ya kenapa enggak”. “Slot lemari pakaian di kamarku rusak, bisa minta tolong diperbaiki?” “Aku liat dulu deh, gak apa nih aku masuk kamar kamu”. Kemudian aku mengajaknya naik ke lantai dua, ke kamarku. Kamarku wangi dengan penataan interior yang indah. Dia tersenyum ketika melihat sebagian isi lemari pakaianku. Lingerie ku didominasi warna hitam. Aku hanya tersenyum melihat dia “terkesan” menyaksikan tumpukan lingerie ku. Dengan serius diperbaikinya slot pintu lemari yang rusak. Aku keluar meninggalkannya sendirian di kamar. Napsuku berkobar sejak kedatangannya, pikiranku penuh dengan angan2 mereguk kenikmatan bersama Rudi. Sesaat kemudian pekerjaannya selesai. Saat itu aku masuk. Aku melap peluh di dahiku dengan lembut. AC di kamar memang dimatikan, sehingga udara gerah. “Panas Rud? Biar AC-nya kuhidupkan”, begitu kataku sambil menghidupkan AC. Rudi kaget juga dengan perlakuanku seperti itu. Saat kekagetannya belum hilang, aku kembali melap keringat di dahinya sambil mendekatkan wajahku ke wajahnya. Bahkan kemudian aku mendekatkan bibirku ke bibirnya. Sesaat kemudian kusadari bibirnya dengan lembut telah melumat bibirku. Kedua tangannya dilingkarkan ke leherku.
Lalu dia pelan-pelan membuka satu persatu kancing blusku. Akupun dengan pelan-pelan pula membuka kancing kemejanya. Setelah kemejanya lepas, aku menarik resliting jeansnya. Begitu pula yang dia lakukan dnegan rokku, ditariknya resliting yang mengunci rokku. Kemudian ia melepaskan bibirnya dari bibirku dan membelalak menatap keindahan yang ada didepan matanya. Rokku sudah meluncur ke lantai meninggalkan bodiku dengan kulit putih, bersih dan segar, menyusul blusku yang sudah terlepas terlebih dahulu. Langsing, meskipun tidak terlalu tinggi. Kaki dan tanganku ditumbuhi bulu-bulu halus, cukup lebat, kontras dengan kulitku yang putih itu. Toketku yang besar terlihat kencang dibungkus bra hitam berenda. Dia melihat ke bawah, dia semakin dibuat terkesan. Di balik cd minim yang juga berwarna hitam berenda yang indah, tersembul bukit nonokku yang menggairahkan. Di tepi renda itu, tampak sebagian jembutku yang lebat yang menyembul.
Aku juga tersenyum menatap lonjoran tegang di balik cdnya. Kuelus dengan lembut lonjoran itu. Diapun membalasnya dengan mengelus bukit nonokku. Aku memejam sesaat dengan erangan yang pelan ketika dia menyentuh daging kecil di tengah bukit itu. Ia kemudian kembali melumat bibirku dengan lembut. Dilanjutkan dengan menyelusuri leherku dengan bibirnya. Napasnya membelai kulit leherku sehingga terasa geli namun nikmat. Kadang-kadang ia menggigit leherku namun rupanya ia tidak ingin meninggalkan bekas. Ia kemudian turun ke dadaku dan mempermainkan pentilku dengan mulutnya, yang membuat aliran darahku dialiri perasaan geli tapi nikmat.
Aku tidak dapat menahan diriku lagi. Aku menatap batang yang tersembunyi di balik cdnya, yang juga berwarna hitam. Aku mempermainkannya dari luar. Terasa besar, panjang dan keras sekali. Dengan tidak sabar aku kemudian menarik cdnya. Aku terbelalak ketika menyaksikan kontolnya yang tegak dan kencang, panjangnya hampir menyentuh pusarnya. Kugenggam, jari telunjukku gak bisa menyentuh ibu jariku saking besarnya. Kemudian aku mengulum kontolnya. Mulutku penuh dengan kontolnya, padahal hanya kepalanya yang masuk, kebayang kan gimana rasanya kalo kontol besar itu menyesaki nonokku, langsung saja nonokku banjir dengan lendir kenikmatanku. Napsuku sudah benar2 memuncak. Sambil mengulum kepalanya, aku mengocok2 batangnya yang keras sekali. Dia melenguh panjang pendek, menikmati apa yang aku lakukan pada kontolnya.
Rupanya diapun ingin meneruskan aksinya yang terputus karena aku menelanjanginya. Dia menarik kontolnya dari mulut lembutku. Gilirannya yang ingin membuat aku terbang ke awang awang. Dibukanya bra yang menutupi toketku. Dia pun kembali terbelalak memandangi toketku yang bediri dengan tegak. Di sekitar puncak toketku, di sekitar pentilku yang merah kecoklatan, tumbuh bulu-bulu halus. Tapi dia tidak memulainya dari situ. Dia hanya mengelus pentilku sebentar. Itupun sudah membuat aku mendesah2 keenakan. Dia mulai dari leherku. Kulit leherku yang halus licin seperti porselen dan wangi disusuri dengan bibirnya yang hangat. Aku mendesah terpatah-patah. Apalagi ketika dia mulai memijit lembut toketku dan kadang-kadang memelintir pelan pentilku yang merah kecoklat-coklatan. Kurasakan semakin lama pentilku itu pun semakin keras dan kencang. Setelah puas menyusuri leherku, dia turun ke dadaku. Dan segera dilahap nya pentilku yang menonjol merah coklat itu. Aku menjerit pelan. Disedotnya pentilku itu dengan lembut. Mulutnya kemudian berpindah ke toket satunya. Sementara itu dia meremas2 dengan gemas toket yang satunya. Puas dengan toketku dia menyusuri kulitku terus kebawah. Aku menjadi menggelinjang kegelian, terutama ketika dia menciumi puserku. Dia rupanya tidak ingin langsung menuju ke sasaran. Maka dari luar cdku, dia menjelajahi bukit nonokku dengan lidah, bibir dan kadang-kadang dengan jari-jemarinya. Disedotnya dengan nikmat bau khas yang keluar dari nonokku. Setelah cukup puas, baru ditariknya cdku pelan-pelan. Dia tersentak menyaksikan apa yang dilihatnya. Bukit nonokku ditumbuhi jembut yang lebat. “Sin, jembut kamu lebat sekali. Memang temen2 suka becanda ngomongin kamu, luar kota aja rame apalagi dalem kotanya. Bulu di tempat yang terbuka saja subur, apalagi bulu di tempat yang tersembunyi”. Aku diem saja mendengar gurauannya. Aku sedang menikmati apa yang sedang dia lakukan. Dia segera menenggelamkan diri di situ, di hutan jembutku. Lidahnya segera menyusuri jembutku dan kemudian melanjutkannya pada nonokku. Aku menjerit kecil ketika lidahnya menancap di nonokku. Dan jeritan kecil itu kemudian disusul jeritan dan erangan patah-patah yang terus menerus serta gerakan-gerakan serupa cacing kepanasan. Aku memang kepanasan oleh gairah yang membakarku. Jeritanku membuat dia makin bernapsu menguras lendir kenikmatan dinonokku. Kadang-kadang lidahnya ditancapkan di tonjolan kecil di atas nonokku. Di itilku. Makin santerlah erangan-erangan ku dan aku makin menggelinjang.
Aku sudah tidak bisa menahan napsuku lebih lama lagi. Aku melepaskan nonokku dari jilatannya. Aku menarik sebuah bangku rias kecil yang tadi menjadi ganjal kakiku untuk mengangkang. Dia kuminta duduk di bangku itu. Begitu dia duduk, aku kembali memagut kontolnya dengan mulutku secara lembut. Tapi itu tidak lama, karena aku kemudian memegang kontolnya dan membimbingnya masuk ke dalam nonokku dan aku duduk di atas pangkuannya. Begitu kontolnya amblas ke dalam nonokku, aku menjerit kecil saking nikmatnya. Terasa sekali kontolnya yang besar dan keras itu menyeruak menembus nonokku yang biasanya cuma dilewati kontol suamiku yang kecil, itupun jarang dilakukannya. Aku memegangi pundaknya dan menggerakkan pinggulku dengan gerakan serupa spiral. Naik turun dan memutar dengan pelan tapi bertenaga. Suara gesekan pemukaan kontolnya dengan selaput lendir nonokku menimbulkan suara kerenyit-kerenyit yang indah sehingga menimbukan sensasi tambahan ke otakku. Demikian juga dengan gesekan jembutnya yang lebat dengan jembutku yang juga lebat. Suara-suara erangan dan desahan napas yang terpatah-patah, suara gesekan kontol dan selaput lendir nonokku serta suara gesekan jembut kami berbaur dengan suara lagu mistis Sarah Brightman dari CD yang kuputar. Aku memang sengaja mengiringi permainan cinta kami dengan lagu-lagu seperti itu. Apalagi lampu di kamar juga remang-remang setelah aku tadi mematikan lampu yang terang. Dia tidak membiarkan toketku yang ikut bergerak sesuai dengan gerakan tubuhku. Mataku kadang yang terpejam kadang terbuka dan sorot mataku sayu karena rasa nikmat luar biasa yang sedang menggesek nonokku. Kenikmatan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Sampe akhirnya, “Ah.. Aku.. Aku nyampe, Rud!” Sesaat aku terdiam sambil menengadahkan wajahku ke atas, tapi mataku masih terpejam. Sebisa mungkin aku terus menggoyangkan pinggulku agar bisa merasakan kenikmatan yang maksimal. Selain meremas toketku, tangannya disusupkan di selangkanganku dan mencari itil di atas lubang nonokku, yang dipenuhi oleh kontolnya. Otot nonokku seakan mencengkeram dengan kuat otot kontolnya, tapi sejauh ini dia tidak merasakan tanda-tanda mau ngecret.
Tubuhku tetap naik turun perlahan-lahan, menelan seluruh kontolnya. Selanjutnya aku kembali bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhku melonjak-lonjak. Pinggulku bergerak turun naik. “Ouugghh.. Sin, luar biasa!” jeritnya merasakan hebatnya permainanku. Pinggulku mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti. Dia mencengkeram kedua toketku, diremas dan dipilin-pilin. Wajahnya dibenamkan ke dadaku. Menciumi pentilku. Dihisapnya kuat-kuat sambil meremas-remas. Kami berdua saling berlomba memberi kepuasan. Kami tidak lagi merasakan panasnya udara meski kamar menggunakan AC. Tubuh kami bersimbah peluh, membuat tubuh kami jadi lengket satu sama lain. Aku berkutat mengaduk-aduk dengan pinggulku. Dia menggoyangkan pantatnya. Tusukan kontolnya semakin cepat seiring dengan liukan pinggulku yang tak kalah cepatnya. Permainan kami semakin meningkat dahsyat. Aku semakin bersemangat memacu pinggulku untuk bergoyang. Tak selang beberapa detik kemudian, aku merasakan desakan seperti tadi. Aku terus memacu sambil menjerit-jerit histeris. Aku mulai mengejang, mengerang panjang. Tubuhku menghentak-hentak liar. Akhirnya, aku tidak kuat lagi menahan desakan dalam diriku. Sambil mendesakan pinggulku kuat-kuat, aku berteriak berteriak, “Ah.. Ah.. Ini yang kedua.. Rud, aku nyampe.. Uhh!”
“Rud kamu kuat banget, aku udah dua kali nyampe kamu belum ngecret juga. Pindah ke ranjang yuk Rud”. Dia mengangkatku ke ranjang, tanpa melepaskan kontolnya yang masih menancap di lubang nonokku. Maka begitu aku telentang di ranjang, dia masih ada di atasku. Kontolnya pun masih masuk penuh di dalam nonokku. Kami melanjutkan permainan cinta yang lembut tapi panas itu. Kini dia berada di atas, maka dia lebih bebas bermanuver. “Pelan aja Rud, aku masih pengen ngerasain nyampe lagi”, kataku. Kini gerakannya pelan dan lembut memenuhi permintaanku. Erangan dan desahan patah-patahku kembali terdengar. Aku menarik punggungnya agar dia lebih dekat ke badanku. Dadanya bergesekan dengan toketku menambah kenikmatan yang sedang kurasakan. Dia melumat bibir merahku yang menganga, sehingga jeritanku agak bekurang karena kami sibuk saling melumat bibir. Aku melenguh merasakan desakan kontolnya yang besar itu. Aku sampai menahan nafas saat kontolnya terasa mentok di dalam, seluruh kontolnya amblas di dalam. Dia terus menggerakkan pinggulnya pelan2. Enjotan makin berjalan lancar. Semakin membanjirnya cairan dalam nonokku membuat kontolnya keluar masuk dengan lancarnya. Aku mengimbangi dengan gerakan pinggulku. Meliuk perlahan. Naik turun mengikuti irama enjotannya. Gerakan kami semakin lama semakin meningkat cepat dan bertambah liar. Gerakannya sudah tidak beraturan, enjotannya mencapai bagian-bagian peka di nonokku. Aku bagaikan berada di surga merasakan kenikmatan yang luar biasa ini. Kontolnya menjejali penuh seluruh nonokku, tak ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan kontolnya sangat terasa di seluruh dinding nonokku. Aku merintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini. Aku mengakui keperkasaan dan kelihaiannya di atas ranjang. Yang pasti aku merasakan kepuasan tak terhingga ngentot dengannya. Dia bergerak semakin cepat. Kontolnya bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitiveku. Aku meregang tak kuasa menahan kenikmatan, sementara dia dengan gagahnya masih mengayunkan pinggulnya naik turun, ke kiri dan ke kanan. Eranganku semakin keras. Melihat reaksiku, dia mempercepat gerakanku. Kontolnya yang besar dan panjang itu keluar masuk dengan cepatnya. Tubuhku sudah basah bermandikan keringat. Dia pun demikian. Aku meraih tubuhnya untuk kudekap. Kurengkuh seluruh tubuhnya sehingga dia menindih tubuhku dengan erat. Aku membenamkan wajahku disamping bahunya. Pinggul kuangkat tinggi-tinggi sementara kedua tanganku menggapai pantatnya dan menekan kuat-kuat. Aku meregang. Tubuhku mengejang-ngejang. “Rud…”, hanya itu yang bisa keluar dari mulutku saking dahsyatnya kenikmatan yang kualami bersamanya. Dia menciumi wajah dan bibirku. “Aku.. Ah.. Aku.. Uh.. Yang ketiga.. Aku nyampe lagi, Rud.. Ahh”. Setelah jeritan panjang itu, mataku terbuka. Aku berbisik terengah-engah. “Aku.. Aku.. Sudah cukup, Rud. Saatnya untuk kamu”.
Dia tahu yang aku maksudkan, kontolnya mulai lagi menggesek nonokku. Pinggulnya menghunjam-hunjam dengan cepat mengeluar masukkan kontolnya yang tegang. Aku memeluk punggungnya dengan kuat, kukuku terasa menembus kulitnya. Dia merintih dan memekik kesakitan. Beberapa kali dia sempat menggigit bibirku. Dia merasakan betapa nonokku yang hangat dan lembut itu menjepit sangat ketat kontolnya. Ketika ditarik keluar terasa daging nonokku seolah mencengkeram kuat kontolnya, sehingga terasa ikut keluar. “Sin, aku nggak tahan lagi nih aahhgghghh”, bisiknya. “Peju ku mau keluar”. “Keluarin didalem aja Rud, biar lebih nikmat”, jawabku. Dan akhirnya pejunya ngecret di nonokku. Kami pun berpelukan puas. Setelah itu, aku memintanya untuk tetap berada di atas tubuhku barang sesaat. Dengan lembut ia menciumi bibirku dan tangannya mengusap-usap pentilku. Sensasi yang kurasakan luar biasa.
Setelah cukup istirahat dia menarik kontolnya yang sebenarnya masih sedikit tegang dari lubang nonokku. Wajahku berkeringat dan anak rambutnya satu dua menempel di dahiku. Kami kemudian pergi ke kamar mandi. “Sin, kamu justru kelihatan cantik setelah ngentot”. Aku hanya tertawa.”Memang setelah ngentot denganmu tadi, seluruh pori-poriku seperti terbuka. Aku capai tapi merasa segar”, jawabku dengan berbinar-binar. Di bawah shower, kami membersihkan diri dengan mandi bersama-sama. Kadang-kadang kami saling membersihkan satu sama lain. Aku membersihkan kontolnya dengan sabun dan dia membersihkan sekitar nonokku juga. Aku tertawa geli saat dia dengan halus mengusap-usap nonokku yang berjembut lebat itu.
Setelah itu, kami duduk-duduk saja di sofa di depan TV, bertelanjang bulat. Kami menonton TV, sambil mengobrol dan menikmati kopi panas. “Kamu tadi luar biasa, Rud.” kataku memuji. “Aku sampai nyampe tiga kali kamu baru ngecret. Nikmat banget deh”. Ia hanya tersenyum. Kami mengobrol sampai malam. “Menginap di sini saja, Rud. Ini sudah malam. Besok pagi-pagi sekali kamu bisa pulang.” Setelah berpikir sejenak dia mengiyakan saranku. “Kalau begitu masukkan saja motormu di garasi” kataku sambil memberikan kunci garasi. Dia mengenakan pakaiannya, turun untuk memasukkan motor tigernya ke garasi seperti yang kusarankan. Ketika dia naik kembali ke atas, aku sudah menyiapkan kopi tambahan. “Kopinya tambah lagi, Rud?” tanyaku. Dia mengiyakan saja. Kami kembali mengobrol. Aku kemudian menatapnya lama, sambil bertanya, “Kau tidak capek, Rud?”. “Tidak”, jawabnya.
Sekali lagi aku menatapnya lama lalu tangannya merangkul leherku dan sesaat kemudian ia telah melumat bibirku kembali dengan lembut. Dia segera meraba toketku. Ia masih melumat bibirku saat tanganku pelan-pelan membuka kancing kemejanya dan kemudian melanjutkannya dengan menarik resliting celananya.Dia tinggal mengenakan cd. Kemudian dia menyambar toketku. Semakin lama, seiring dengan jeritan kecilku yang terpatah-patah, toketku semakin kenyal dan mengeras. Aku menarik cdnya. Sejenak kemudian aku telah mengulum kontolnya yang sejak tadi juga sudah tegang dan keras. Tapi yang kulakukannya tidak lama. Aku memintanya untuk tidur telentang di sofa. Lalu aku telungkup di atasnya membelakanginya. Nonokku yang sudah mulai basah berlendir dan kelihatan merah kudekatkan ke mulutnya. Aku segera menangkap kontolnya yang berdiri tegak dan mengulumnya. Maka kami bedua saling mengulum, saling menjilati dan saling menyedot. Kadang-kadang aku berhenti melakukan aksiku karena rasa nikmat yang luar biasa ketika lubang nonokku yang merah segar serta itilku dimainkan dengan mulut dan lidahnya. Akupun mendesah mengerang terpatah-patah.
Aku sudah ingin menuntaskan permainan kedua ini. Aku menggeser pinggulku dan menggeser menuju kontolnya yang semakin lama semakin keras. Aku menangkap kontolnya dan membimbingnya memasuki nonokku. Dengan masih membelakanginya, aku menggoyang pinggulku dengan lembut. Tapi sesaat kemudian, aku berbalik menghadapnya. Gerakanku saat aku berbalik menimbukan gesekan pada kontolnya yang luar biasa. Membuat sensasi yang semakin nikmat. Maka dengan menghadap dia aku melanjutkan gerakan spiral pinggulku. Naik turun, maju mundur dan memutar. Dia juga berusaha menggerakkan pinggulnya agar menimbulkan sensasi yang lebih nikmat. Maka semakin santerlah erangan dan desahan dari mulutku yang terbuka, sambil mataki terpejam. Suara-suara itu beriringan dengan lagu Deep Forest dari CD yang terus mengalun mistis. Tangannya yang semula memegangi pinggulku menggeser keatas mempermainkan toketku yang bergoyang-goyang mengikuti gerakan pinggulnya. Dielus dan dipelintirnya kedua pentilku yang coklat kemerahan. Sekian lama kemudian aku menjerit sambil meracau..”Uhh.. Uhh.. Aku nympe lagi, Rud.. Ah.. Ahh..”
Setelah aku menjerit panjang karena nyampe, aku menelungkup dengan beralaskan bantal sofa, dengan kedua kakiku mengangkang terbuka, sehingga belahan nonokku yang indah, merah dan basah berlendir tampak sangat menggairahkan. Aku memintanya juga untuk menelungkup di atasku. Dengan kedua tangannya yang memegangi kedua toketku sekaligus sebagai penahan berat badannya, dia menelungkup di atasku. Dan disodokkannya dengan lembut kontolnya yang masih tegang dan keras ke lubang nonokku dari arah belakang. Kini dia yang harus lebih aktif menggerakkan pinggulnya maju mundur, naik turun. Aku masih terus mengerang dan mendesah terpatah-patah dengan mata yang terpejam. Tangannya juga tetap aktif mempermainkan toket dan pentilku. Mulutnya menelusuri leherku yang jenjang dan halus. Dia juga merasa bahwa lahar panasnya akan meledak. “Uhh.. Ahh sebentar lagi.. Sebentar lagi hampir..!”, katanya terbata-bata. “Uhh.. Uhh.. Aku juga, Rud. Jangan kau cabut kontolmu. Kita sama-sama.. Ahh.. Ahh”. Sesaat kemudian kami sama-sama menjerit kecil, menandai puncak kenikmatan yang kami capai bersamaan. Seperti sebelumnya, aku memintanya untuk tidak segera mencabut kontolnya. Mataku masih terpejam menikmati, dia juga masih mempermainkan toketku dengan lembut. “Aku nikmat sekali malam ini, Rud. Kamu luar biasa, bisa membuatku terkapar saking nikmatnya”. Aku kemudian memintanya mencabut kontolnya dari lubang nonokku. Lalu aku telentang dan dia mencium bibirku dengan lembut. Ia seterusnya meneguk kopi yang sudah mulai dingin. Tampak bahwa ia kehausan setelah permainan seks yang indah itu. Dengan masih bertelanjang bulat, aku berjalan ke luar ruangan itu dan sesaat kemudian membawa sebuah lap dan semprotan air untuk membersihkan pejunya dan lendir nonokku yang tumpah di atas sofa. Dia membantu membersihkan noda itu. Setelah itu, ia menuntunku menuju kamar mandi untuk bersama-sama membersihkan diri. Karena kecapaian dan memang sudah cukup malam, kami kemudian memutuskan untuk tidur. Kami tidur dengan bertelanjang bulat, supaya tidak dingin suhu AC kuminimalkan saja. “Aku memang biasa begini, Rud. Rasanya lebih nyaman dan bebas bernapas”, kataku. Diranjang aku memeluknya dan menyandarkan wajahku di dadanya. Dia tersenyum saja saat toketku yang hangat dan lembut terasa bergesekan dengan dadanya.
Esoknya, pagi-pagi sekali HPnya sudah berbunyi. “Siapa, Rud? Pacarmu, ya?” tanyaku. Ia hanya tersenyum dan mengiyakan pertanyaanku. Kemudian aku bangkit dari ranjang. Kemudian ke kamar mandi, pipis. .Sesaat aku keluar dari kamar mandi dan berbisik kepadanya, “Kau tidak ingin mengulang kenikmatan semalam, Rud?” Dia tersenyum, “Sebentar, Sin..”, jawabnya sambil menuju ke kamar mandi, karena ingin kencing. Kami langsung berpagutan lagi, aku sangat bernapsu meladeni ciumannya. Dia mencium bibirku, kemudian lidahnya menjalar menuju ke toketku dan mengulum pentilku. Terus menuju keperut dan menjilati pusarku hingga aku menggelepar menerima rangsangan itu yang terasa nikmat. “Rud, enak sekali..” nafasku terengah2. Lumatan dilanjutkan pada itilku, dijilati, dikulum2, sehingga aku semakin terangsang hebat. Pantatku terangkat supaya lebih dekat lagi kemulutnya. Diapun memainkan lidahnya ke dalam nonokku yang sudah dibukanya sedikit dengan jari. Ketika responsku nampak sudah hampir mencapai puncak, dia menghentikannya. Dia ganti dengan posisi 69. Dia telentang dan minta aku telungkup diatas tubuhnya tapi kepalaku ke arah kontolnya. Dia minta aku untuk kembali menjilati kepala kontolnya lalu mengulum kontolnya keluar masuk mulutku dari atas. Sementara dia menjilati nonok dan itilku lagi dari bawah. Selang beberapa lama kami melakukan pemanasan maka dia berinisiatif untuk menancapkan kontolnya di nonokku. Aku ditelentangkannya, paha kukangkangkan, pantatku diganjal dengan bantal. “Buat apa Rud kok diganjel bantal segala”, tanyaku. “Biar masuknya dalem banget Sin, nanti kamu juga ngerasa enaknya”, jawabnya sambil menelungkup diatasku. Kontol digesek2kan di nonokku yang sudah banyak lendirnya lagi karena itilku dijilati barusan. “Ayo Rud cepat, aku sudah tidak tahan lagi”, pintaku dengan bernafsu. Dengan pelan tapi pasti dia memasukan kontolnya ke nonokku. Aku melenguh sambil merasakan kontolnya yang besar menerobos nonokku. Dia terus menekan2 kontolnya dengan pelan sehingga akhirnya masuk semua. Lalu dia tarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam, terasa kontolnya nancep dalem sekali. “Rud enjot yang cepat dong, aku udah mau nyampe ach.. Uch.. Enak Rud”, lenguhku. “Aku juga udah mau ngecret, Sin”, jawabnya. Dengan hitungan detik kami berdua nyampe bersama sambil merapatkan pelukan, terasa nonokku berkedutan meremes2 kontolnya. Lemas dan capai kami berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga. Kemudian melakukan aktivitas rutin kembali untuk hari itu.

point blank ; register point blank ; daftar point blank ; download point blank ; cheat point blank ; cheats point blank ; cheat point blank terbaru ; cheat point blank hari ini ; cheat point blank terupdate ; point blank ; point blank cheat ; point blank cheats ; cit point blank ; aplikasi hp ; cerita bokep ; info news ; software gratis

Cerita Bokep | Napsunya Pembantu


Di tempat aku tinggal ada pembantu baru, lelaki, orangnya sepantaran aku, tinggi besar, lumayan ganteng, malah terlalu ganteng untuk jadi pembantu, harusnya jadi cover boy. Namanya Budi. Aku tertarik padanya karena dia type cowok idaman buatku. Aku kerap kali membayangkan gimana kalo aku dientot olehnya, memekku dienjot kontolnya yang dari luar celananya kelihatan menggembung, pertanda kontolnya besar.
Satu hari, aku tidak kerja sehingga dirumah seharian.Aku cuma pake daster yang mini tanpa bra,sehingga toketku bergerak2 kalo aku jalan. Kalo papasan dengan dia, kulihat matanya lekat menatap toketku yang bergerak2 itu, aku sih gak perduli. Siang itu gak ada siapa2 di tempat tinggalku. Aku duduk di meja makan membaca koran setelah menyantap makan siangku. Dia sedang ngepel di ruang makan. Aku sengaja mengangkangkan pahaku, sehingga dasterku yang mini itu makin tersingkap ke atas dan pastinya cd ku akan bisa dilihat dengan jelas oleh dia yang sedang ngepel itu. Aku tau bahwa dia pasti sedang melotot melihat paha dan cdku walaupun aku tidak melihatnya karena terhalang meja makan, karena dia tidak selesai2 ngepel lantai di sekitar meja makan itu. Aku kaget juga karena ternyata dia berani banget. Aku merasa ada rabaan di pahaku. Paha makin kukangkangkan karena aku tau pasti dia sedang ngelus2 pahaku. Aku jadi menggeliat2 karena rabaannya pada paha bagian dalam, “Aah”, erangku, karena napsuku mulai naik. “Kenapa Nes, napsu ya”, katanya. Dia memang memanggil semua yang sepantaran dia di tumah itu dengan namanya. “Tanganmu nakal sih”, kataku terengah. “Abis kamu nantang duluan sih. Udah tau aku lagi ngepel pake ngangkangin paha segala”, jawabnya dengan tetap ngelus2 pahaku, elusannya makin lama makin naik ke atas. Kini tangannya mulai meraba dan meremes memekku dari luar cdku, Aku semakin terangsang karena ulahnya, “Aah Bud, ines jadi napsu nih”, erangku. “Iya Nes, cd kamu udah basah begini. Kamu ternyata napsunya besar ya, mau ngentot gak dengan aku”, katanya terus terang. Aku terdiam mendengar ajakannya yang to the point itu. Aku yakin kontolnya pasti udah ngaceng berat. Terasa jarinya menyusup kedalam cdku lewat samping. Memang aku pake cd yang minim sekali sehingga dia mudah mengakses memekku dari samping cdku. Terasa sekali jarinya mengorek2 memekku mencari itilku, setelah ketemu langsung saja dikilik2nya. “Bud…”, erangku. Memekku menjadi makin basah. Aku duduknya menjadi setengah melorot sehingga dasterku makin terangkat keatas, membebaskan selangkanganku. Dia makin nakal ulahnya, pahaku makin dikangkangkannya dan terasa hembusan napasnya yang hangat di pahaku. Dia mulai menjilati pahaku, dari bawah bergerak perlahan keatas sambil digigit2nya pelan. Aku menggigil menahan geli saat lidahnya menyelisuri pahaku. “Bud, kamu pinter banget ngerangsang Ines, udah biasa ngerangsang cewek ya”, kataku terengah. CD ku yang minim itu dengan mudah disingkirkan disingkirkan kesamping dan tak lama kemudian terasa lidahnya menghunjam ke memekku yang sudah sangat basah. Aku hanya pasrah saja atas perlakuannya, aku hanya bisa mengerang karena rangsangan pada memekku itu. Lidahnya menyusup ke dalam memekku dan mulai bergerak keatas. Aku makin mengejang ketika dia mulai menjilati itilku. “Aah Bud, Ines sudah pengen dientot”, aku mengerang saking napsunya. Dia menghentikan aksinya, berdiri dan menarikku berdiri juga. Karena rumah sedang sepi, dia langsung memelukku dan mencium bibirku dengan napsunya. Lidahnya menerobos bibirku dan mencari lidahku, segera aku bereaksi yang sama sehingga lidah kami saling membelit didalam mulutku. Pelukannya makin erat, Terasa ada sesuatu yang mengganjal diperutku, kontolnya rupanya sudah ngaceng berat seperti dugaanku. Tangannya mulai bergerak kebawah, meremas pantatku dari luar dasterku, sedang tangan satunya masih ketat mendekapku. Aku menggelinjang karena remasan dipantatku dan tekanan kontolnya yang ngaceng itu makin terasa diperutku. “Aah”, lenguhku sementara bibirku masih terus dikulumnya dengan penuh napsu juga. Lidahnya kemudian dikeluarkan dari mulutku, bibirku dijilati kemudian turun ke daguku. Tangannya bergeser dari pantatku ke arah memekku, “Aah”, kembali aku mengerang ketika jarinya mulai mengilik memekku dari luar cdku. Lidahnya mengarah ke leherku, dijilatinya sehingga aku menggeliat2 kegelian. Sementara itu jarinya sudah menyusup kembali ke dalam cdku lewat samping dan mulai mengelus2 memekku yang sudah sangat basah itu dan kemudian menjadikan itilku sasaran berikutnya.Digerakkannya jarinya memutar menggesek itilku. Aku menjadi lemes dan bersender dipelukannya. “Nes kekamarmu aja yuk”, katanya sambil menyeret tubuhku yang lemes itu kekamarku.
Di kamar aku didorongnya dengan keras sehingga terbaring diranjang, sementara dia mengunci pintunya. Korden jendela ditutupnya sehingga ruangan menjadi agak gelap. Dia segera menghampiriku, cdku ditariknya sehingga lepas dan dia mulai menggarap memekku lagi. “Nes, jembut kamu lebat sekali, gak heran napsu kamu gede banget. Dikilik sebentar aja udah basah begini”, katanya sambil mengangkangkan pahaku lagi. Jembutku disingkirkannya dan langsung saja mulutnya menyosor memekku lagi. Bibir memekku diemutnya, lidahnya menyyusup masuk melalui bibir memekku. Tanpa sadar aku meremes2 rambutnya. Lidahnya mulai menjilati itilku, perutku mengejang karena menahan kenikmatan rangsangannya. “Aah terus Bud, enak”, teriakku. Kepalanya kutekan sehingga menempel erat di memekku. Lidahnya makin seru saja mengilik memek dan itilku. Cairan memekku diisepnya, itu membuatku makin melayang2. Ketika aku udah hampir nyampe, dia menghentikan aksinya, “Kenapa brenti”, protesku. “ines sudah ampir nyampe”. Dia membuka baju dan celannya, sekaligus dengan cdnya, benar dugaanku. Ternyata kontolnya besar dan panjang, berdiri tegak karena sudah ngaceng berat. Aku ditariknya bangun kemudian disuruh menelungkup dipinggir ranjang, saat itu aku masih memakai daster miniku. Dia memposisikan dirinya dibelakangku, punggungku didorong sedikit sehingga aku menjadi lebih nungging. Pahaku digesernya agar lebih membuka.
Aku menggelinjang ketika merasa ada menggesek2 memekku. Memekku yang sudah sangat licin itu membantu masuknya kontol besarnya dengan lebih mudah. Kepala kontolnya sudah terjepit di memekku. Terasa sekali kontolnya sesek mengganjal di selangkanganku. “Aah, gede banget kontolmu”, erangku. Dia diam saja, malah terus mendorong kontolnya masuk pelan2. Aku menggeletar ketika kontolnya masuk makin dalam. Nikmat banget rasanya kemasukan kontolnya yang besar itu. Pelan2 dia menarik kontolnya keluar dan didorongnya lagi dengan pelan juga, gerakan keluar masuk kontolnya makin cepat sehingga akhirnya dengan satu hentakan kontolnya nancep semua di memekku. “Aah, enak banget Bud kontolmu”, jeritku. “memekmu juga peret banget deh Nes. baru sekali aku ngerasain memek seperet memekmu”, katanya sambil mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku. “Huh”, dengusku ketika terasa kontolnya nancep semua di memekku, Terasa biji pelernya menempel ketat di pantatku. Memekku terasa berdenyut meremes2 kontolnya yang nancep dalem sekali karena panjangnya. Tangannya yang tadinya memegang pinggulku mulai menyusup kedalam dasterku dan meremes toketku dengan gemesnya. Aku menjadi menggelinjang karenanya, sementara itu enjotan keluar masuk kontolnya makin dipercepat. Tubuhku makin bergetar merasakan gesekan kontolnya di memekku. “Enak Bud, enjotin yang keras, aah, nikmatnya. Ines mau deh kamu entot tiap hari”, erangku gak karuan. Keluar masuknya kontolnya di memekku makin lancar karena cairan memekku makin banyak, seakan menjadi pelumas kontolnya. Dia menelungkup dibadanku dan mencium kudukku. Aku menjadi menggelinjang kegelian. Pinter banget dia merangsang dan memberi aku nikmat yang luar biasa. Toketku dilepaskannya dan tangannya menarik wajahku agar menengok ke belakang, kemudian bibirku segera diciumnya dengan napsunya. Lidahnya kembali menyusup kedalam mulutku dan membelit lidahku. Tangannya kembali menyusup kedalam dasterku dan meneruskan tugasnya meremes2 toketku. Sementara itu, kontolnya tetep dienjotkan keluar masuk dengan cepat dan keras. Jembutnya yang kasar dan lebat itu berkali2 menggesek pantatku ketika kontolnya nancep semuanya di memekku. Aku menjadi mengerang keenakan berkali2, ini menambah semangatnya untuk makin mgencar mengenjot memekku. Pantatku mulai bergerak mengikuti irama enjotan kontolnya. Pantatku makin cepat bergerak maju mundur menyambut enjotan kontolnya sehingga rasanya kontolnya nancep lebih dalem lagi di memekku. “Terus Bud, enjot yang keras, aah nikmat banget deh dientot kamu”, erangku. Dia makin seru saja mengenjot memekku dengan kontolnya. Aku tersentak. Perutku terasa kejang menahan kenikmatan yang luar biasa. Bibirku kembali dilumatnya, aku membalas melumat bibirnya juga, sementara gesekan kontolnya pada memekku tetep saja terjadi. Akhirnya aku tidak dapat menahan rangsangan lebih lama, memekku mengejang dan “Bud, Ines nyampe aah”, teriakku. Memekku berdenyut hebat mencengkeram kontolnya sehingga akhirnya, kontolnya mengedut mengecretkan pejunya sampe 5 semburan. Terasa banget pejunya yang anget menyembur menyirami memekku. Kontolnya terus dienjotkan keluar masuk seiring ngecretnya pejunya. Akhirnya aku ambruk keranjang dan dia menindihku. Napasku memburu, demikian juga napasnya. Kontolnya terlepas dari jepitan memekku sehingga terasa pejunya ikut keluar mengalir di pahaku. Dia segera telentang diranjangku supaya tidak menindih aku. “Nes, nikmat banget deh memek kamu, peret dan empotannya kerasa banget”, katanya. “Kamu sudah sering ngentot ya Bud, ahli banget bikin Ines nikmat. Kamu ngentot ama siapa aja”, tanyaku. “Kalo enggak anak majikan ya istri majikan”, jawabnya sambil cengar cengir. “Wah nikmat banget kamu, ada yang muasin kamu sembari kerja”, jawabku sambil menelentangkan badanku disebelahnya.
Dia bangun dan masuk kamar mandi, memang kamarku ada kamar mandi didalemnya. Terdengar grujuan air, dia rupanya sedang membersihkan dirinya, sementara aku masih saja telentang di ranjang menikmati sisa2 kenikmatan yang baru saja aku rasakan. Dia keluar dari kamar mandi, dasterku yang sudah basah karena keringat dilepasnya sehingga aku terkapar telanjang bulat. “kamu napsuin deh Nes, toket kamu gede dan kenceng, mana pentilnya gede lagi. sering diemut ya Nes, kamu nentotnya sama siapa sih”, tanyanya. Aku hanya tersenyum mendengar ocehannya. “Aku paling suka liat jembut kamu, lebat banget sih. Aku paling napsu ngeliat cewek kayak kamu ini, toketnya gede kenceng dan jembutnya lebat, nikmat banget dientotnya,” katanya lagi. Dia berbaring disebelahku dan memelukku, “Nes aku pengen lagi deh”, katanya. Aku kaget juga dengernya, baru aja ngecret udah napsu lagi, tapi aku suka cowok kaya begini, udah kontolnya gede dan panjang, kuat lagi ngentotnya. Dia mulai menciumi leherku dan lidahnya menjilati leherku. Aku menggelinjang dan mulai terangsang juga. Bibirku segera diciumnya, lidahnya kembali menyusup kedalam mulutku dan membelit lidahku. Sementara itu tangannya mulai meremes2 toketku dengan gemes. Dia melepaskan bibirku tetapi lidahnya terus saja menjilati bibirku, daguku, leherku dan akhirnya toketku. Pentilku yang sudah mengeras dijilatinya kemudian diemutnya dengan rakus. Aku menggeliat2 karena napsuku makin memuncak juga. “Aash, kamu napsu banget sih Bud, tapi Ines suka banget”, erangku. Toketku yang sebelah lagi diremes2nya dengan gemes. Jari2nya menggeser kebawah, keperutlu, Puserku dikorek2nya sehingga aku makin menggelinjang kegelian. Akhirnya jembutku dielus2nya, tidak lama karena kemudian jarinya menyusup melalui jembutku mengilik2 memekku. Pahaku otomatis kukangkangkan untuk mempermudah dia mengilik memekku. “Aah”, aku melenguh saking nikmatnya. Dia membalik posisinya sehingga kepalanya ada di memekku, otomatis kontolnya yang sudah ngaceng ada didekat mukaku. Sementara dia mengilik memek dan itilku dengan lidahnya, kontolnya kuremes dan kukocok2, keras banget kontolnya. Kepalanya mulai kujilati dan kuemut pelan, lidahnya makin terasa menekan2 itilku sehingga pantatku terangkat dengan sendirinya.
Enggak lama aku mengemut kontolnya sebab dia segera membalikkan badannya dan menelungkup diatasku, kontolnya ditancapkannya di memekku dan mulai ditekennya masuk kedalam. Setelah nancep semua, mulai dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat da keras. Bibirku kembali dilumatnya dengan penuh napsu, sementara itu terasa banget kontolnya mengisi seluruh ruang memekku sampe terasa sesek. Nikmat banget ngentot sama dia. Aku menggeliat2kan pantatku mengiringi enjotan kontolnya itu. Cukup lama dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk, tiba2 dia berhenti dan mencabut kontolnya dari memekku. Dia turun dari ranjang dan duduk di kursi, aku dimintanya untuk duduk dipangkuannya mengangkang diantara kedua kakinya. Dia memelukku dengan erat. Aku sedikit berdiri supaya dia bisa mengarahkan kontolnya yang masih ngaceng itu masuk ke memekku. Aku menurunkan badanku sehingga sedikit2 kontolnya mulai ambles lagi di memekku. Aku menggeliat merasakan nikmatnya kontolnya mendesak masuk memekku sampe nancep semuanya. Jembutnya menggesek jembutku dan biji pelernya terasa menyenggol2 pantatku. Aku muali menaik turunkan badanku mengocok kontolnya dengan memekku. Dia mengemut pentilku sementara aku aktif bergerak naik turun. Nikmat banget, kayanya lebih nikmat dari tadi. “Aah Bud, enak banget deh, lebih nikmat dari yang tadi”, erangku sambil terus menurun naikkan badanku mengocok kontolnya yang terjepit erat di memekku. Memekku mulai berdenyut lagi meremes2 kontolnya, gerakanku makin liar, aku berusaha menancepkan kontolnya sedalam2nya di memekku sambil mengerang2. Tangannya memegang pinggulku dan membantu agar aku terus mengocok
kontolnya dengan memekku. Aku memeluk lehernya supaya isa tetep mengenjot kontolnya, denyutan memekku makin terasa kuat, dia juga melenguh saking nikmatnya’ “Nes, empotan memekmu kerasa banget deh, mau deh aku ngentot ama kamu tiap hari”. Akhirnya aku gak bisa menahan rangsangan lebih lama dan “Bud, Ines nyampe, aah”, teriakku dan kemudian aku terduduk lemas dipangkuannya.
Hebatnya dia belum ngecret juga, kayanya ronde kedua membuat dia bisa ngentot lebih lama. “Cape Nes”, tanyanya tersenyum sambil terus memelukku. “He eh”, jawabku singkat. Pelan dia mengangkat badanku dari pangkuannya sehingga aku berdiri, kontolnya lepas dari jepitan memekku. Kontolnya masih keras dan berlumuran cairan memekku. Kembali aku dimintanya nungging dipinggir ranjang, doyan banget dia dengan doggie style. aku sih oke aja dengan gaya apa saja karena semua gaya juga nikmat buat aku. Dia menjilati kudukku sehingga aku menggelinjang kegelian, perlahan jilatannya turun ke punggung. Terus turun ke pinggang dan akhirnya sampe dipinggulku. Otot perutku terasa tertarik karena rangsangan jilatan itu. Mulutnya terus menjilati, yang menjadi sasaran sekarang adalah pantatku, diciuminya dan digigitnya pelan. Apalagi saat lidahnya mulai menyapu daerah sekitar lubang pantatku. Geli rasanya. Jilatannya turun terus kearah memekku, kakiku dikangkangkannya supaya dia bisa menjilati memekku dari belakang, Aku lebih menelungkup sehingga pantatku makin menungging dan memekku terlihat jelas dari belakang. Dia menjilati memekku, sehingga kembali aku berteriak2 minta segera dientot, “Bud, nakal deh kamu, ayo dong Ines cepetan dientotnya”. Dia berdiri dan memposisikan kontolnya dibibir memekku dan dienjotkannya kedalam dengan keras sehingga nancep semua dengan sekali enjotan. Dia mulai mengenjot memekku dengan kontolnya, makin
lama makin cepat. Aku kembali menggeliat2kan pantatku mengimbangi enjotan kontolnya dimemekku. Jika dia mengejotkan kontolnya masuk aku mendorong pantatku kebelakang sehingga menyambut kontolnya supaya nancep sedalam2nya di memekku. Toketku berguncang2 ketika dia mengenjot memekku. Dia merems2 toketku dan memlintir2 pentilnya sambil terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk. “Terus Bud, nikmat banget deh”, erangku lagi. Enjotan berjalan terus, sementara itu aku mengganti gerakan pantatku dengan memutar sehingga efeknya seperti meremes kontolnya. Dengan gerakan memutar, itilku tergesek kontolnya setiap kali dia mengenjotkan kontolnya masuk. Denyutan memekku makin terasa keras, diapun melenguh, “Nes, nikmat banget empotan memek kamu”. Akhirnya kembali aku kalah, aku nyampe lagi dengan lenguhan panjang, “Aah nikmatnya, Ines nyampeee”.Otot perutku mengejang dan aku ambruk ke ranjang karena lemesnya.
Aku ditelentangkan di ranjang dan segera dia menaiki tubuhku yang sudah terkapar karena lemesnya. Pahaku dikangkangkannya dan segera dia menancapkan kembali kontolnya di memekku. Kontolnya dengan mudah meluncur kedalam sehingga nancep semuanya karena memekku masih licin karena cairan yang berhamburan ketika aku nyampe. Dia mulai mengenjotkan lagi kontolnya keluar masuk. Hebat sekali staminanya, kayanya gak ada matinya ni orang. Aku hanya bisa terkapar menikmati sisa kenikmatan dan rangsangan baru dari enjotan kontolnya. Dia terus mengejotkan kontolnya dengan cepat dan keras. Dia kembali menciumi bibirku, lherku dan dengan agak membungkukkan badan dia mengemut pentilku. Sementara itu enjotan kontolnya tetap berlangsung dengan cepat dan keras. Aku agak sulit bergerak karena dia agak menindih badanku, keringatku sudah bercampur aduk dengan keringatnya. Enggak tau sudah berapa lama dia mengentoti ku sejak pertama tadi. Dia menyusupkan kedua tangannya kepunggungku dan menciumku lagi. Kontolnya terus saja dienjotkan keluar masuk. Pertutku mengejang lagi, aku heran juga kok aku cepet banget mau nyampe lagio dientot dia. Aku mulai menggeliatkan pantatku, kuputar2 mengimbangi enjotan kontolnya. Memekku makin mengedut mencengkeram kontolnya, pantatku terkadang terangkat menyambut enjotannya yang keras, sampe akhirnya, “terus Bud, yang cepet, Ines udah mau nyampe lagi”, teriakku. Dia dengan gencarnya mengenjotkan kontolnya keluar masuk dan, “Aah Ines nyampe lagi”, aku berteriak keenakan. Berbarengan dengan itu terasa sekali semburan pejunya yang kuat di memekku. Diapun ngecret dan ambruk diatas badanku. Kami sama2 terkulai lemes, lebih2 aku karena aku udah nyampe 3 kali sebelum dia akhirnya ngecret dimemekku. “Bud, kamu kuat banget deh ngentotnya, mana lama
lagi. Nikmat banget ngentot ama kamu. Kapan kamu ngentotin Ines lagi”, kataku. Dia tersenyum mendengar sanjunganku. “Kalo ada kesempatan ya aku sih mau aja ngentotin kamu. memek kamu yang paling nikmat dari semua cewek yang pernah aku entot”, jawabnya memuji. Dia kemudian meninggalkanku terkapar telanjang karena nikmat.
Malemnya, aku sudah tertidur, terdengar garukan di pintu kamarku. Aku terbangun, “Siapa” kataku lirih. “Aku Nes”, terdengar suara Budi, rupanya dia belum puas ngentotin aku tadi siang, minta nambah lagi malem ini. Gak ada matinya rupanya dia. Aku bangun dan membukakan pintu. Segera dia masuk dan memeluk tubuhku yang hanya terbalut cd minim. “Nes, aku pengen ngerasain empotan memek kamu lagi ya, boleh kan”, katanya. Aku kalo tidur hanya pake cd saja karena gerah hawanya dikamar. Dia lalu berbaring telentang di ranjang, lalu aku mulaijongkok di atasnya dan menciumi nya, tangannya mengusap-usap punggungku. Bibirnya kukulum, ”Hmmmhh… hmmhhh…” dia mendesah-desah. Setelah puas melumat bibir dan lidahnya, aku mulai bergerak ke bawah, menciumi dagunya, lalu lehernya. Kaosnya kusingkapkan dari bawah lalu kuciumi dadanya. “Hmmmhhh… aduh Nes enak ..” rintihnya. Dia terus mendesah sementara aku mulai menciumi perutnya, lalu pusarnya, sesekali dia berteriak kecil kegelian. Akhirnya
risleting celana pendeknya kubuka, kusingkapkan cdnya, kontolnya yang sudah ngaceng berat kupegang dan kukocok2, “Ahhhhh… Hhhh…. Hmmhmh… Ohhh Nes…” dia cuman bisa mendesah doang. Kontolnya langsung kukenyot-kenyot, sementara dia meemas-remas rambutku saking enaknya, “Ehmm… Ehmm…” Mungkin sekitar 5 menitan aku ngemut kontolnya, kemudian aku bilang, “Bud… sekarang giliran kamu yach?” Dia cuma tersenyum, lalu bangkit sembari memelorotkan celana pendek dan celana dalamnya, sedangkan aku sekarang yang ganti tiduran. Dia mulai nyiumin bibirku, aku mencoba ngelepasin kaosnya, lalu dia langsung melepasnya dan meletakkan di sebelahnya. Dia pun mulai menciumi leherku sementara tangannya meraba-raba toketku dan diremasnya. “Hmhmhhm… Hmhmhmh…” ganti aku yang mendesah keenakan. Apalagi ketika dia menjilati pentilku yang tebal dan berwarna coklat tua. Setelah puas melumat pentilku bergantian, dia mulai menjilati perutku dan ingin memelorotkan CDku. Aku mengangkat pantatku, lalu dia memelorotkan CDku. Dia langsung menciumi memekku dengan penuh napsu, otomatis pahaku mengangkang supaya dia bisa mudah menjilati memek dan itilku. “Ahh.. Ahhhh…” aku mengerang dan mendesah keras keenakan. Sesekali kudengar “slurrp… slurrp…” dia menyedot memekku yang sudah
mulai basah itu. ”Ahhhh… Bud… Enak …” desahan ku semakin keras saja karena merasa nikmat, seakan tidak peduli kalau terdengar orang di luar. Napsuku sudah sampe ubun2, dia kutarik untuk segera menancapkan kontol besarnya di memekku yang sudah gatel sekali rasanya, pengen digaruk pake kontol.
Pelan-pelan dia memasukkan kontolnya ke dalam memekku. dengan satu enjotan keras dia menancapkan seluruh kontolnya dalam memekku. “Uh… uhhh…. Ahhhhhhh…nikmat banget Bud” desahku ketika dia mulai asyik menggesek-gesekkan kontolnya dalam memekku. Aku menggoyang pinggulku seirama dengan keluar masuknya kontolnya di memekku. Dia mempercepat gerakannya. Gak lama dienjot aku sudah merasa mau nyampe, “Ah…Bud…Aku sepertinya mau… ahhh…” dia malah mempergencar enjotan kontolnya dimemekku, “Bareng nyampenya ya Nes, aku juga dah mau ngecret”, katanya terengah. Enjotan kontolnya makin cepat saja, sampe akhirnya, “Bud, Ines nyampe aah”, badanku mengejang karena nikmatnya, terasa memekknu berdenyut2 meremas kontolnya sehingga diapun menyodokkan kontolnya dengan keras, “Nes, aku ngecret aah”, terasa semburan pejunya yang deres dimemekku. Dia terkapar lemes diatas badanku, demikian pula aku. Setelah istirahat sejenak, dia mencabut kontolnya , memakai pakaiannya dan keluar meninggalkan aku terkapar telanjang di ranjang. Sejak itu setiap ada kesempatan, aku selalu minta dientot sama dia.



point blank ; register point blank ; daftar point blank ; download point blank ; cheat point blank ; cheats point blank ; cheat point blank terbaru ; cheat point blank hari ini ; cheat point blank terupdate ; point blank ; point blank cheat ; point blank cheats ; cit point blank ; aplikasi hp ; cerita bokep ; info news ; software gratis

Nazaruddin Ucapkan Minal Aidin Wal Faidzin

Depok - Tersangka kasus dugaan suap proyek pembangunan wisma atlet SEA Games M Nazaruddin melaksanakan salat Id di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua Depok. Layaknya Lebaran pada umumnya, Nazaruddin pun mengucapkan selamat Lebaran Minal Aidin Wal Faidzin

"Selamat Hari Raya Idul Fitri, Minal Aidin wal Faidzin," ujar M Nazaruddin usai melakukan salat Id di Lapangan Mako Brimob, Depok, Rabu (31/8/2011).

Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat ini pun meminta semua pihak bisa saling memaafkan di hari Lebaran 1432 Hijriah. "Ini hari yang baik kita jalani, semuanya dengan maaf-memaafkan," kata dia lagi.

Nazaruddin tiba di lapangan tempat salat tersebut dari sel tahanannya pukul 06.30 WIB dengan pengawalan yang ketat. Sedikitnya 10 pengawal Nazaruddin ke tempat salat tersebut yang berjarak sekitar 200 meter.

Nazaruddin mengenakan peci hitam dan baju berwarna putih dan celana hitam. Ia berada di barisan kedua ditengah-tengah warga muslim lainnya yang juga melakukan Salat Id yang ditetapkan pemerintah ini. Dalam Salat Id tersebut khatibnya adalah Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring. Usai melakukan salat, Nazaruddin kembali masuk sel dengan terus mendapat pengawalan.




point blank ; register point blank ; daftar point blank ; download point blank ; cheat point blank ; cheats point blank ; cheat point blank terbaru ; cheat point blank hari ini ; cheat point blank terupdate ; point blank ; point blank cheat ; point blank cheats ; cit point blank ; aplikasi hp ; cerita bokep ; info news ; software gratis

Kamis, 25 Agustus 2011

VirtuaGirl Free Software





Buat Tampilan Beda Dekstop Komputer Kamu Dengan Gadis- Gadis Sexy Yang Menghibur Kamu




point blank ; register point blank ; daftar point blank ; download point blank ; cheat point blank ; cheats point blank ; cheat point blank terbaru ; cheat point blank hari ini ; cheat point blank terupdate ; point blank ; point blank cheat ; point blank cheats ; cit point blank ; aplikasi hp ; cerita bokep ; info news ; software gratis

Motoracing

Game balap sepeda motor yang menakjubkan dengan grafis 3D, fisika realistis dan kamera dinamis. Coba sepeda yang berbeda dengan berbagai macam spesifikasi, menemukan satu yang sempurna sesuai gaya bermain Anda dan maju dalam modus karir dengan memenangkan ras yang berbeda terhadap lawan. Perhatikan bahwa permainan menawarkan kepada Anda beberapa trik menarik seperti mengetuk musuh di dekatnya dari sepeda atau membuat lompatan yang sangat besar.




point blank ; register point blank ; daftar point blank ; download point blank ; cheat point blank ; cheats point blank ; cheat point blank terbaru ; cheat point blank hari ini ; cheat point blank terupdate ; point blank ; point blank cheat ; point blank cheats ; cit point blank ; aplikasi hp ; cerita bokep ; info news ; software gratis

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Premium Wordpress Themes